Bagaimana Kurikulum Merdeka Mempengaruhi Pengajaran Bahasa Indonesia di Kelas 4?

Kurikulum Merdeka, dengan fokusnya pada pengembangan karakter dan kompetensi abad 21, telah membawa angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satu dampaknya yang signifikan adalah pada pengajaran Bahasa Indonesia di kelas 4. Kurikulum ini mendorong guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merancang pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa. Artikel ini akan membahas bagaimana Kurikulum Merdeka mempengaruhi pengajaran Bahasa Indonesia di kelas 4, dengan fokus pada perubahan pendekatan pembelajaran, materi ajar, dan penilaian.

Penerapan Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini berarti bahwa guru harus lebih aktif dalam memfasilitasi proses belajar siswa, bukan hanya sebagai penyampai informasi. Dalam pengajaran Bahasa Indonesia, pendekatan ini dapat diwujudkan melalui berbagai metode pembelajaran aktif, seperti diskusi kelompok, proyek, dan permainan. Misalnya, dalam mempelajari teks cerita rakyat, guru dapat mengajak siswa untuk berdiskusi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut, kemudian membuat drama pendek berdasarkan cerita tersebut. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar tentang Bahasa Indonesia, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi.

Materi Ajar yang Relevan dan Menarik

Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk memilih materi ajar yang relevan dengan kehidupan siswa dan menarik minat mereka. Dalam pengajaran Bahasa Indonesia, hal ini dapat diwujudkan dengan memilih teks bacaan yang beragam, seperti cerita pendek, puisi, artikel, dan berita. Guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran yang menarik, seperti video, audio, dan gambar, untuk memperkaya proses belajar siswa. Misalnya, dalam mempelajari puisi, guru dapat memutar video animasi yang menggambarkan isi puisi tersebut. Dengan demikian, siswa dapat lebih mudah memahami dan menikmati proses belajar Bahasa Indonesia.

Penilaian yang Berorientasi pada Kompetensi

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya penilaian yang berorientasi pada kompetensi. Hal ini berarti bahwa penilaian tidak hanya fokus pada hasil belajar, tetapi juga pada proses belajar siswa. Dalam pengajaran Bahasa Indonesia, penilaian dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti portofolio, presentasi, dan proyek. Misalnya, dalam mempelajari teks drama, guru dapat meminta siswa untuk membuat video pendek yang menampilkan adegan drama tersebut. Dengan demikian, guru dapat menilai kemampuan siswa dalam memahami teks drama, berakting, dan berkomunikasi secara efektif.

Kesimpulan

Kurikulum Merdeka telah membawa perubahan signifikan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di kelas 4. Penerapan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, materi ajar yang relevan dan menarik, serta penilaian yang berorientasi pada kompetensi telah mendorong guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merancang pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia dan membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik.