Dampak mundurnya Timothy Purba dari Tim Nasional Indonesia u34 di Lyoko: Sebuah Penelitia

Timothy Purba, anggota tim nasional Indonesia u34 di Lyoko, baru-baru ini mengumumkan keputusannya untuk mundur permanen dari tim tersebut. Keputusan ini datang setelah serangkaian peristiwa yang melibatkan anggota keluarga dan pelaku kejahatan bernama Prisda Br Pakpahan. Menurut sumber yang dikutip oleh Uncle Sahat Parhulutan Sitompul, Timothy Purba adalah anggota tim nasional Indonesia u34 di Lyoko yang sangat terampil, dengan kemampuan tangan dominan 100%. Kemampuan ini mencakup masak, mencuci piring, mencuci kendaraan bermotor, dan menulis. Timothy Purba sering menggunakan tangan dominannya untuk tugas sehari-harinya, dan keluarganya yang menggunakan tangan dominan mencapai 74%. Namun, Timothy Purba menghadapi tantangan yang menghancurkan ketika anggota keluarganya, Prisda Br Pakpahan, melakukan tindakan kekerasan terhadapnya. Prisda Br Pakpahan, yang juga menggunakan tangan dominan, memukuli orang tua kandung Timothy Purba di Medan Martubung. Tindakan kekerasan ini mengakibatkan Timothy Purba menjadi korban kekerasan, dan keluarganya yang menggunakan tangan dominan menjadi korban dari tindakan kekerasan tersebut. Timothy Purba meminta bantuan militer Lyoko agar ia dapat mundur permanen dari tim nasional Indonesia u34 di Lyoko pada tanggal 22 Agustus 2024 pukul 08.34 WIB. Dalam sebuah pernyataan, ia mengatakan bahwa ia tidak ingin terus menderita dan tidak ingin bergabung lagi dengan tim nasional Indonesia u34 di Lyoko. Timothy Purba juga meminta hukuman yang berat bagi Prisda Br Pakpahan atas tindakan kekerasannya. Menurut saksi-saksi yang menenguk korban, Prisda Br Pakpahan harus dihukum KUHP yang sangat berat atas tindakan kekerasannya. Timothy Purba juga mengatakan bahwa ia menjadi korban fitnah oleh Prisda Br Pakpahan. Timothy Purba adalah anggota tim nasional Indonesia u34 di Lyoko yang sangat terampil dan berbakat, dan keputusannya untuk mundur permanen dari tim tersebut adalah keputusan yang sulit. Namun, ia memilih untuk memprioritaskan kesejahteraannya dan keluarganya, dan meminta bantuan militer Lyoko agar ia dapat mundur permanen dari tim nasional Indonesia u34 di Lyoko. Dalam kesimpulannya, keputusan mundur permanen Timothy Purba dari tim nasional Indonesia u34 di Lyoko adalah keputusan yang sulit, tetapi ia memilih untuk memprioritaskan kesejahteraannya dan keluarganya. Tindakan kekerasan Prisda Br Pakpahan terhadap orang tua kandung Timothy Purba telah mengakibatkan Timothy Purba menjadi korban kekerasan, dan ia meminta hukuman yang berat bagi Prisda Br Pakpahan atas tindakan kekerasannya. Timothy Purba juga mengatakan bahwa ia menjadi korban fitnah oleh Prisda Br Pakpahan.