Gedung Induk dan Wisma Negara di Istana Merdek

Gedung Induk di Istana Merdeka terdiri dari beberapa ruangan yang memiliki fungsi dan makna penting. Di sisi selatan Gedung Induk terletak Ruang Tidur Presiden beserta keluarga. Ruangan ini merupakan tempat istirahat dan privasi bagi Presiden dan keluarganya. Di sisi utara Gedung Induk terdapat kamar tidur yang disediakan bagi Wakil Presiden beserta keluarga, serta bagi tamu negara atau tamu agung lainnya beserta keluarganya. Di bagian depan kanan Gedung Induk terdapat Ruang Soedirman. Ruangan ini diberi nama untuk mengenang perjuangan Panglima Besar Soedirman dalam memimpin gerilya melawan Belanda. Di ruangan ini, Panglima Besar Soedirman pernah memohon diri kepada Presiden Soekarno untuk meninggalkan kota dalam rangka memimpin perang gerilya melawan Belanda. Ruangan ini juga dihiasi dengan lukisan Panglima Besar Soedirman sedang berkuda. Sementara itu, di bagian depan kiri Gedung Induk terdapat Ruang Diponegoro. Ruangan ini didedikasikan untuk mengenang perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan Belanda. Di dalam ruangan ini, terdapat lukisan Pangeran Diponegoro yang sedang berkuda. Selain Gedung Induk, terdapat juga bangunan lain yang bernama Wisma Negara. Wisma Negara dibangun pada tahun 1980 dan merupakan tempat tinggal bagi para Menteri dan rombongan tamu negara. Bangunan ini memiliki dua lantai dan terdiri dari 19 kamar. Setiap kamar dihias dengan lukisan dan benda seni yang sesuai dengan fungsi kamarnya, terutama untuk beristirahat. Di belakang Gedung Induk terdapat ruangan besar lainnya, yaitu Ruang Jamuan Makan. Ruangan ini digunakan untuk menyajikan jamuan makan bagi tamu negara atau tamu agung lainnya. Di sebelah ruang jamuan makan, terdapat Ruang Pertunjukan Kesenian. Ruangan ini digunakan untuk pertunjukan kesenian dan seni. Kedua ruangan ini didesain dengan sederhana, ramah, dan menenangkan. Keseluruhan tata letak dan desain Gedung Induk dan Wisma Negara di Istana Merdeka mencerminkan keindahan dan keberagaman seni serta sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ruangan-ruangan tersebut memiliki makna penting dan menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah Indonesia.