Mitos dan Legenda yang Melekat pada Gunung Bromo
4 (297 suara) Gunung Bromo, dengan lanskapnya yang menakjubkan dan aura mistis yang menyelimuti, telah lama menjadi sumber inspirasi bagi berbagai mitos dan legenda. Terletak di Jawa Timur, Indonesia, gunung berapi aktif ini menjulang tinggi di atas dataran luas yang dikenal sebagai "Lautan Pasir," menciptakan pemandangan yang menakjubkan dan tak terlupakan. Selama berabad-abad, penduduk setempat telah mewariskan cerita dari generasi ke generasi, menenun kisah-kisah tentang asal-usul gunung berapi, roh-roh yang menghuninya, dan makna spiritualnya.
Kisah Roro Anteng dan Joko Seger
Salah satu legenda paling terkenal yang terkait dengan Gunung Bromo adalah kisah Roro Anteng dan Joko Seger. Menurut legenda, Roro Anteng adalah seorang putri cantik, dan Joko Seger adalah seorang pria perkasa. Mereka jatuh cinta dan bersumpah untuk menikah. Namun, dewa-dewa mengutuk mereka dengan ketidaksuburan. Putus asa, mereka memohon kepada para dewa untuk mendapatkan belas kasihan. Tergerak oleh permohonan mereka, para dewa memberi mereka 25 anak tetapi dengan satu syarat: anak bungsu mereka, Kesuma, harus dikorbankan ke gunung berapi untuk memastikan kemakmuran kerajaan mereka.Pengorbanan dan Berkah
Roro Anteng dan Joko Seger dengan berat hati memenuhi janji mereka. Kesuma, yang menunjukkan keberanian dan pengabdian yang besar, dengan sukarela melompat ke kawah Gunung Bromo. Saat dia terjun ke dalam api, dia dikatakan telah berseru kepada saudara-saudaranya untuk mengingat pengorbanannya dan menghormati gunung berapi tersebut. Legenda mengatakan bahwa letusan Gunung Bromo adalah pengingat akan pengorbanan Kesuma dan kebutuhan untuk mengungkapkan rasa syukur atas berkah yang diterima.Upacara Yadnya Kasada
Kisah Kesuma terus hidup dalam upacara tahunan yang dikenal sebagai Yadnya Kasada. Setiap tahun, pada hari ke-14 bulan Kasada dalam kalender Jawa, penduduk Tengger, keturunan Roro Anteng dan Joko Seger, melakukan perjalanan ke Gunung Bromo untuk mempersembahkan persembahan kepada gunung berapi tersebut. Persembahan ini, termasuk hasil bumi, ternak, dan uang, dilemparkan ke dalam kawah sebagai simbol rasa syukur dan permohonan berkah.Kepercayaan dan Tradisi
Mitos dan legenda Gunung Bromo telah membentuk kepercayaan dan praktik budaya masyarakat Tengger. Gunung berapi ini dianggap sebagai situs suci, dan letusannya dipandang sebagai manifestasi kekuatan ilahi. Masyarakat Tengger percaya bahwa dengan menghormati gunung berapi dan roh-rohnya, mereka dapat memastikan keseimbangan alam dan kesejahteraan masyarakat mereka.Mitos dan legenda Gunung Bromo adalah bukti kekuatan penceritaan dan daya tarik abadi dari alam. Mereka menawarkan jendela ke dalam sejarah budaya, kepercayaan spiritual, dan hubungan erat antara manusia dan lingkungan. Saat Gunung Bromo terus meletus, memuntahkan abu dan lahar ke langit, legenda-legenda ini berfungsi sebagai pengingat akan kekuatan alam yang menginspirasi dan pentingnya menghormati dunia di sekitar kita.
