Pentingnya Pengembangan Nilai-nilai Pancasila Secara Subjektif dalam Masyarakat

Pengembangan nilai-nilai Pancasila secara subjektif berarti pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan individu. Hal ini bertujuan untuk membentuk sikap dan kepribadian bangsa yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila, seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Namun, belakangan ini, masyarakat kita sedang diramaikan dengan kebiasaan kaum muda berkata kasar kepada sesamanya. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan apakah kebiasaan tersebut menunjukkan sikap yang bertentangan dengan pengembangan Pancasila secara subjektif. Penggunaan kata-kata kasar dalam komunikasi sehari-hari telah menjadi hal yang biasa di kalangan masyarakat kita. Bahkan, beberapa orang mungkin tidak lagi merasakan bahwa ada konotasi negatif di dalam penggunaan kata-kata kasar ini. Namun, jika kita melihat dari perspektif pengembangan nilai-nilai Pancasila secara subjektif, kebiasaan ini jelas bertentangan dengan tujuan tersebut. Salah satu nilai Pancasila yang harus ditekankan adalah nilai kemanusiaan. Kemanusiaan mengajarkan kita untuk menghormati dan menghargai sesama manusia. Dalam konteks ini, penggunaan kata-kata kasar kepada sesama adalah tindakan yang tidak menghormati dan tidak menghargai martabat manusia. Hal ini jelas bertentangan dengan pengembangan nilai-nilai Pancasila secara subjektif yang mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai. Selain itu, pengembangan nilai-nilai Pancasila secara subjektif juga mencakup nilai persatuan dan kerakyatan. Persatuan mengajarkan kita untuk bersatu dan bekerja sama sebagai satu bangsa. Namun, jika kita terus menerus menggunakan kata-kata kasar kepada sesama, hal ini dapat memecah belah persatuan dan menciptakan konflik di antara masyarakat. Demikian pula, kerakyatan mengajarkan kita untuk menghargai pendapat dan keberagaman orang lain. Penggunaan kata-kata kasar kepada sesama adalah tindakan yang tidak menghargai keberagaman dan pendapat orang lain, yang bertentangan dengan nilai kerakyatan yang dijunjung tinggi dalam Pancasila. Dalam konteks pengembangan nilai-nilai Pancasila secara subjektif, penting bagi kita untuk mengubah kebiasaan berkata kasar kepada sesama. Kita perlu menyadari bahwa penggunaan kata-kata kasar tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga merugikan diri sendiri dan bangsa ini secara keseluruhan. Dengan mengembangkan sikap yang menghormati, menghargai, dan saling menghargai, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan damai. Dalam kesimpulan, fenomena kebiasaan kaum muda berkata kasar kepada sesamanya menunjukkan sikap yang bertentangan dengan pengembangan nilai-nilai Pancasila secara subjektif. Penggunaan kata-kata kasar tidak hanya melanggar nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan, tetapi juga merugikan diri sendiri dan bangsa ini secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengubah kebiasaan ini dan mengembangkan sikap yang menghormati, menghargai, dan saling menghargai dalam kehidupan sehari-hari.