Dampak Kebakaran Hutan di Gunung Bromo Terhadap Pariwisata dan Lingkungan

Kebakaran hutan yang terjadi di kawasan Gunung Bromo memiliki dampak yang signifikan terhadap pariwisata dan lingkungan sekitarnya. Selain merusak lahan hijau yang menjadi daya tarik wisatawan, kebakaran ini juga menyebabkan kerusakan pada jaringan pipa air bersih yang menghubungkan sumber air dengan rumah-rumah warga di sekitar Gunung Bromo. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan di Gunung Bromo mengakibatkan rusaknya jaringan pipa air bersih sepanjang 11.600 meter. Pipa ini merupakan penyalur air bersih ke empat desa di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, yaitu Desa Ngadirejo, Sapikerep, Ngadas, dan Wonokerto. Perbaikan jaringan pipa ini menjadi prioritas pemerintah untuk memastikan pasokan air bersih kepada 2.240 keluarga atau sekitar 6.472 warga yang terdampak. Selain itu, kebakaran hutan juga berdampak negatif terhadap pariwisata di Gunung Bromo. Wisatawan tidak akan tertarik lagi berkunjung karena tidak ada lahan hijau yang dapat dilihat setelah kebakaran terjadi. Hal ini dapat berpengaruh terhadap nilai wisata Gunung Bromo dan menurunkan jumlah kunjungan wisatawan. Dampak buruk akibat kebakaran hutan di Gunung Bromo tidak hanya dirasakan oleh pariwisata dan lingkungan, tetapi juga oleh warga setempat. Oleh karena itu, perbaikan jaringan pipa air bersih menjadi langkah penting dalam memulihkan kondisi pasca kebakaran. Dalam menghadapi dampak kebakaran hutan di Gunung Bromo, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait untuk melakukan upaya pemulihan dan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.