Analisis Selisih Biaya Bahan Baku dan Metode Rancangan Parsial dalam Produksi

Dalam industri manufaktur, pengelolaan biaya bahan baku sangat penting untuk menjaga keberlanjutan dan keuntungan perusahaan. Dalam artikel ini, kita akan menganalisis selisih biaya bahan baku dan mempelajari metode rancangan parsial dalam produksi.

Pertama-tama, mari kita lihat analisis selisih biaya bahan baku. Misalkan harga standar per unit bahan baku adalah Rp. 260,00. Jumlah pembelian bahan baku adalah 5.000 unit dengan harga Rp. 250,00 per unit. Pemakaian bahan baku dalam produksi adalah 3.500 unit.

Untuk menghitung selisih biaya bahan baku, kita perlu membandingkan biaya aktual dengan biaya standar. Biaya aktual adalah jumlah yang sebenarnya dibayarkan untuk pembelian bahan baku, yaitu 5.000 unit x Rp. 250,00 = Rp. 1.250.000,00. Sedangkan biaya standar adalah jumlah yang seharusnya dibayarkan berdasarkan harga standar, yaitu 5.000 unit x Rp. 260,00 = Rp. 1.300.000,00.

Selisih biaya bahan baku adalah biaya aktual dikurangi biaya standar, yaitu Rp. 1.250.000,00 - Rp. 1.300.000,00 = -Rp. 50.000,00. Hasil negatif menunjukkan bahwa biaya aktual lebih rendah dari biaya standar, yang berarti perusahaan menghemat biaya bahan baku sebesar Rp. 50.000,00.

Selanjutnya, mari kita pelajari metode rancangan parsial dalam produksi. Metode ini digunakan untuk menghitung jumlah bahan baku yang diperlukan berdasarkan persyaratan produksi. Dalam kasus ini, pemakaian bahan baku menurut standar adalah 3.300 unit.

Untuk menghitung jumlah bahan baku yang diperlukan dengan metode rancangan parsial, kita perlu mengalikan persyaratan produksi dengan persentase bahan baku yang digunakan. Dalam kasus ini, persentase bahan baku yang digunakan adalah 100% (karena tidak ada selisih antara harga standar dan harga aktual).

Jumlah bahan baku yang diperlukan adalah 3.300 unit x 100% = 3.300 unit.

Terakhir, mari kita lihat jurnal yang diperlukan dengan menggunakan metode rancangan tunggal. Metode ini mencatat selisih harga bahan baku pada saat pembelian dan pemakaian. Dalam kasus ini, selisih harga bahan baku adalah Rp. 10,00 (Rp. 260,00 - Rp. 250,00).

Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit

-----------------------------------

XX/XX/XXXX | Persediaan Bahan Baku | Rp. 1.250.000,00 |

XX/XX/XXXX | Utang | | Rp. 1.250.000,00

XX/XX/XXXX | Biaya Bahan Baku | Rp. 50.000,00 |

XX/XX/XXXX | Persediaan Bahan Baku | | Rp. 50.000,00

Dalam jurnal ini, persediaan bahan baku dikreditkan saat pembelian dan didebitkan saat pemakaian. Selisih harga bahan baku dicatat sebagai biaya bahan baku.

Dalam artikel ini, kita telah menganalisis selisih biaya bahan baku dan mempelajari metode rancangan parsial dalam produksi. Analisis ini membantu perusahaan dalam mengelola biaya bahan baku dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan menggunakan metode rancangan tunggal, perusahaan dapat mencatat selisih harga bahan baku secara akurat dan mengoptimalkan penggunaan bahan baku.