Peran Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium dalam Menentukan Diagnosis WD dan DD

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan demam tifoid (DT) merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi di Indonesia. Kedua penyakit ini memiliki gejala yang mirip, sehingga sulit untuk membedakannya hanya berdasarkan gejala klinis saja. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik dan laboratorium sangat penting untuk membantu menentukan diagnosis yang tepat.

Pemeriksaan Fisik dalam Menentukan Diagnosis DBD dan DT

Pemeriksaan fisik merupakan langkah awal dalam menentukan diagnosis DBD dan DT. Dokter akan melakukan anamnesis, yaitu tanya jawab dengan pasien untuk mendapatkan informasi mengenai riwayat penyakit, gejala yang dialami, dan faktor risiko yang mungkin terkait. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, meliputi:

* Suhu tubuh: Suhu tubuh yang tinggi merupakan gejala umum pada DBD dan DT.

* Tekanan darah: Tekanan darah rendah dapat terjadi pada DBD, terutama pada fase kritis.

* Nadi: Nadi yang cepat dan lemah dapat terjadi pada DBD.

* Pernapasan: Pernapasan yang cepat dan dangkal dapat terjadi pada DBD.

* Kulit: Ruam kulit yang berupa bintik-bintik merah dapat terjadi pada DBD.

* Hati: Pembesaran hati dapat terjadi pada DBD dan DT.

* Limpa: Pembesaran limpa dapat terjadi pada DT.

Pemeriksaan Laboratorium dalam Menentukan Diagnosis DBD dan DT

Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu menentukan diagnosis DBD dan DT. Pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan meliputi:

* Hitung darah lengkap (CBC): Pemeriksaan CBC dapat menunjukkan adanya penurunan jumlah trombosit pada DBD.

* Tes serologi dengue: Tes ini dapat mendeteksi keberadaan antibodi terhadap virus dengue dalam darah.

* Kultur darah: Kultur darah dapat mendeteksi keberadaan bakteri Salmonella typhi pada DT.

* Tes Widal: Tes Widal merupakan tes serologi yang dapat mendeteksi keberadaan antibodi terhadap bakteri Salmonella typhi dalam darah.

Perbedaan Diagnosis DBD dan DT Berdasarkan Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium

Berikut adalah perbedaan diagnosis DBD dan DT berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium:

| Gejala/Pemeriksaan | DBD | DT |

|---|---|---|

| Suhu tubuh | Tinggi | Tinggi |

| Tekanan darah | Rendah (terutama pada fase kritis) | Normal |

| Nadi | Cepat dan lemah | Normal |

| Pernapasan | Cepat dan dangkal | Normal |

| Kulit | Ruam kulit berupa bintik-bintik merah | Tidak ada ruam kulit |

| Hati | Pembesaran hati | Pembesaran hati |

| Limpa | Pembesaran limpa | Pembesaran limpa |

| CBC | Penurunan jumlah trombosit | Normal |

| Tes serologi dengue | Positif | Negatif |

| Kultur darah | Negatif | Positif |

| Tes Widal | Negatif | Positif |

Kesimpulan

Pemeriksaan fisik dan laboratorium sangat penting untuk membantu menentukan diagnosis DBD dan DT. Pemeriksaan fisik dapat memberikan informasi mengenai gejala klinis yang dialami pasien, sedangkan pemeriksaan laboratorium dapat membantu mengkonfirmasi diagnosis dan membedakan DBD dan DT. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan terapi yang tepat dan mencegah komplikasi yang serius.