Ujian Cinta untuk Shani **

Suasana di ruang rawat Ria masih terasa mencekam. Shani, kakaknya, tak henti-hentinya menempel di samping ranjang, tangannya menggenggam erat tangan Ria yang masih terbaring lemah. Ria, yang baru saja siuman dari pingsannya di teater JKT48, masih terlihat pucat dan lemas. "Ria, kamu sudah merasa lebih baik?" tanya Shani dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca. Ria tersenyum lemah, "Aku baik-baik saja, Kak. Hanya sedikit lelah." Shani menghela napas lega. Rasa khawatir yang selama ini mencengkeram hatinya perlahan mereda. Namun, Ria masih belum sepenuhnya pulih. Dokter mengatakan bahwa Ria masih membutuhkan waktu untuk beristirahat dan memulihkan kondisi tubuhnya. Beberapa hari kemudian, para member JKT48 datang menjenguk Ria. Gracia, Feni, Sisca, Indah, Marsha, dan Anin bergantian menanyakan kabar Ria dan menghiburnya dengan cerita-cerita lucu. "Ria, kamu harus cepat sembuh ya! Kami semua kangen ngobrol sama kamu," ujar Gracia sambil mengelus kepala Ria. Ria hanya tersenyum, matanya berbinar-binar. Di tengah suasana haru itu, sebuah ide jahil terbersit di benak Ria. "Eh, Kak Shani, aku kok kayaknya lupa ya sama kamu?" tanya Ria dengan nada polos. Shani tercengang. "Lupa? Lupa apa, Ria?" "Lupa sama kamu, Kak. Aku nggak ingat siapa kamu," jawab Ria dengan wajah lugu. Shani terdiam, matanya menatap Ria dengan penuh tanya. Ria pun melanjutkan, "Aku juga lupa sama semua member JKT48. Kayak ada yang hilang dari ingatan aku." Para member yang mendengar perkataan Ria pun terkejut. Mereka saling berbisik, tak percaya dengan apa yang mereka dengar. "Ria, kamu serius?" tanya Feni dengan suara gemetar. Ria mengangguk, "Iya, aku serius. Aku nggak ingat apa-apa." Shani semakin khawatir. Ia tak percaya bahwa Ria benar-benar lupa padanya. Ia pun bertekad untuk membantu Ria mengingat kembali semua kenangan mereka. "Ria, aku kakak kamu. Kita sudah bersama selama ini. Kamu nggak mungkin lupa sama aku," ujar Shani dengan suara lembut. Ria menggeleng, "Aku nggak ingat, Kak. Maaf." Shani terdiam. Ia merasa hatinya seperti teriris pisau. Ia tak menyangka bahwa Ria benar-benar lupa padanya. "Ria, kamu harus ingat. Kita adalah keluarga. Kita saling mencintai," ujar Shani dengan suara bergetar. Ria hanya terdiam, matanya kosong. Shani semakin putus asa. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi. "Shani, jangan khawatir. Kita akan bantu Ria mengingat kembali semua kenangannya," ujar Gracia dengan nada menghibur. Para member pun bergantian menceritakan kenangan mereka bersama Ria. Mereka berharap bahwa Ria dapat mengingat kembali semua yang telah terjadi. Namun, Ria tetap bersikeras bahwa ia tidak mengingat apa pun. Shani semakin sedih dan kecewa. Ia merasa bahwa Ria telah melupakan dirinya. "Ria, kamu harus ingat. Aku sangat mencintai kamu," ujar Shani dengan suara lirih. Ria hanya terdiam, matanya menatap kosong ke arah langit-langit. Shani merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi. "Shani, jangan menyerah. Kita harus terus berusaha," ujar Feni dengan nada menyemangati. Para member pun terus berusaha untuk membantu Ria mengingat kembali semua kenangannya. Mereka berharap bahwa Ria dapat kembali seperti sedia kala. Catatan:** Cerita ini menggambarkan bagaimana Shani menghadapi situasi sulit ketika Ria berpura-pura amnesia. Cerita ini menekankan pentingnya cinta dan kasih sayang dalam hubungan keluarga dan persahabatan.