Senyum Ria di Tengah Serangan **

Matahari sore menyinari taman belakang istana, menyapa Ria yang tengah berlatih memanah. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga mawar yang harum, menambah ketenangan suasana. Ria, putri bungsu Raja Fernando II dan Ratu Victoria, berkonsentrasi penuh pada sasarannya. Senyum tipis menghiasi bibirnya, mencerminkan semangatnya yang membara. Tiba-tiba, suasana damai itu sirna. Segerombolan prajurit Inggris menyerbu taman, panah-panah mereka menghujani udara. Ria tersentak, menghindar dengan cepat. Namun, sebuah panah tajam mengenai tangannya, menimbulkan rasa sakit yang menusuk. Ria terhuyung, menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya. Para prajurit kerajaan yang berjaga sigap langsung melindungi Ria. Mereka berteriak keras, menyerang balik para penyerbu. Pertempuran sengit pun terjadi. Sementara itu, para menteri bergegas menuju ruang sidang istana, membawa kabar buruk yang mengagetkan keluarga kerajaan. Raja Fernando, Ratu Victoria, dan keenam kakak Ria, Putri Shani, Putri Gracia, Putri Feni, Putri Jinan, Putri Cindy, dan Putri Celine, terkejut mendengar serangan itu. Wajah mereka dipenuhi kekhawatiran. Ratu Victoria, dengan langkah cepat, menuju kamar Ria. Di kamarnya, Ria terbaring lemah. Para tabib kerajaan sibuk mengobati lukanya. Ria menahan rasa sakit, menginginkan sentuhan hangat sang ibu. Namun, ia tahu, Ratu Victoria pasti sedang dalam perjalanan menuju dirinya. Senyum tipis kembali terukir di wajah Ria, mengingatkan dirinya bahwa ia tidak sendirian. Keluarga dan para prajurit kerajaan selalu ada untuknya. Catatan:** Cerita ini menggambarkan momen menegangkan yang dialami Ria, namun tetap menekankan semangat dan kekuatannya. Meskipun terluka, Ria tetap tegar dan percaya diri. Cerita ini juga menunjukkan kasih sayang dan dukungan keluarga kerajaan terhadap Ria.