Mardani, Lelaki yang Menangis di Balik Pujian **

** Mardani, seorang lelaki sederhana dengan hati yang lembut, memiliki keunikan yang tak biasa. Ia merasa tertekan dan tidak nyaman ketika dipuji. Pujian baginya bagaikan duri yang menusuk, membuat hatinya berdesir tak menentu. Ia merasa tak pantas menerima pujian, seakan-akan pujian itu adalah beban berat yang harus dipikulnya. Mardani bukanlah pribadi yang sombong atau rendah diri. Ia hanya memiliki cara pandang yang berbeda. Ia melihat pujian sebagai sesuatu yang berlebihan, yang tak pantas untuk dirinya. Ia lebih suka bekerja keras dan berjuang tanpa harus mendapat pengakuan. Baginya, kepuasan terbesar terletak pada hasil kerja kerasnya, bukan pada pujian yang diterimanya. Ketika seseorang memuji hasil karyanya, Mardani akan merasa canggung dan tak nyaman. Ia akan berusaha mengalihkan pembicaraan atau bahkan menghindar dari pujian tersebut. Ia takut jika pujian itu akan membuatnya terlena dan melupakan tujuan awalnya. Keunikan Mardani ini membuat orang-orang di sekitarnya bingung. Mereka tak mengerti mengapa ia begitu sensitif terhadap pujian. Namun, di balik sikapnya yang tampak aneh, tersimpan hati yang tulus dan jiwa yang peka. Mardani adalah lelaki yang sederhana, yang tak ingin terbuai oleh pujian, yang lebih memilih untuk fokus pada pekerjaannya dan memberikan yang terbaik untuk orang-orang di sekitarnya. Mardani, lelaki yang menangis di balik pujian, adalah bukti bahwa setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda. Ia mengajarkan kita untuk menghargai kerendahan hati dan fokus pada tujuan, bukan pada pujian yang diterima.