Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Garut Dijatuhi Hukuman Perawata

Pendahuluan: Kasus ABH yang membunuh temannya sendiri karena sakit hati kena smash bola voli di Garut menggegerkan warga. ABH dinyatakan bersalah melanggar Pasal 76C Jo Pasal 80 ayat 3 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Bagian 1: ABH dijatuhi hukuman perawatan selama satu tahun di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Bandung. Hukuman ini sesuai dengan aturan dalam Undang-undang Perlindungan Anak. Bagian 2: Selain perawatan, ABH juga diwajibkan untuk mengikuti pelatihan kerja selama dua bulan. Pihak kejaksaan berhati-hati dalam menangani perkara ini karena melibatkan anak di bawah umur. Bagian 3: Pihak keluarga korban kecewa dengan putusan pengadilan dan akan melakukan upaya hukum lanjutan dengan mengajukan Peninjauan Kembali (PK). Mereka menilai perbuatan ABH sangat keji dan meminta hukuman yang lebih lama. Bagian 4: Kasus ini menggegerkan warga Garut dan menunjukkan pentingnya perlindungan anak di bawah umur. Pihak kejaksaan berkomitmen untuk menegakkan hukum dengan adil dan berhati-hati dalam menangani perkara yang melibatkan anak. Kesimpulan: Kasus ABH di Garut mengingatkan kita akan pentingnya perlindungan anak di bawah umur dan pentingnya menegakkan hukum dengan adil. Pihak kejaksaan harus terus berkomitmen untuk menangani perkara yang melibatkan anak dengan hati-hati dan adil.