Gelapnya Motivasi **

** Made menghela napas, kepalanya tertunduk lesu. "Hidup gini amet dah, penuh tantangan," gumamnya. "Coba kau menjadi aku," sahut Maja, adiknya yang buta. Made mengernyit, "Maksudnya?" Maja mengambil besek di sebelahnya dan menutup kepala Made dengannya. "Aku tak melihat apapun," kata Made, suaranya teredam oleh besek. "Itu masalahnya," jawab Maja, "Aku tak pernah bisa melihat apapun, termasuk masalahmu. Jadi berhentilah mengeluh." Samsul, kakak mereka, ikut menimpali, "Gelap sekali kata motivasinya, Maja." Made melepaskan besek dari kepalanya, matanya terbelalak. "Maksudnya?" "Maja buta, Made," jelas Samsul, "Dia tak bisa melihat dunia seperti kita. Tapi dia tetap bisa merasakan, bisa merasakan kesulitanmu, bisa merasakan bebanmu. Dia hanya ingin kau melihat dunia dari sudut pandangnya, dari sudut pandang yang gelap, tapi tetap penuh dengan semangat." Made terdiam, merenungkan kata-kata Samsul. Dia terbiasa melihat dunia dengan matanya, dengan segala keindahan dan kesulitannya. Tapi Maja, dengan kebutaannya, mengajarkannya untuk melihat dunia dengan hati, dengan segala rasa dan semangatnya. "Mungkin kau benar," kata Made akhirnya, "Mungkin aku terlalu fokus pada kesulitan, dan melupakan semangat yang ada di dalam diriku." "Itulah, Made," kata Maja, "Terkadang, kita perlu melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, agar kita bisa menemukan semangat yang tersembunyi di dalam diri kita." Made tersenyum, matanya berkaca-kaca. Dia menyadari bahwa meskipun dunia terasa gelap, semangat dan harapan tetap ada, seperti cahaya yang menerangi jalan di tengah kegelapan.