Kemajuan dan Perkembangan Dinasti Bani Umayyah di Damaskus

Dinasti Bani Umayyah di Damaskus adalah salah satu dinasti yang mencapai berbagai kemajuan, perkembangan, dan perluasan daerah. Pada masa pemerintahan Mu'āwiyah bin AbūSufyān, pasukan pengepung Konstantinopel dapat ditarik, menunjukkan kekuatan militer yang signifikan. Selain itu, Mu'āwiyah juga mendirikan Departemen Pencatatan (Dīwān al-Khatam) dan pelayanan pos (Dīwān al-Barid), yang membantu dalam administrasi pemerintahan. Pemisahan urusan keuangan dari urusan pemerintahan juga diatur secara teknis dengan pengangkatan seorang pejabat khusus, yaitu șahib al-kharaj. Semua ini menunjukkan upaya Mu'āwiyah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan. Perluasan wilayah kekuasaan juga terjadi pada masa pemerintahan Walid bin 'Abd al-Mālik. Pada masa ini, wilayah kekuasaan Bani Umayyah diperluas hingga mencakup wilayah yang lebih luas. Misalnya, pada tahun 86-96 H/705-715 M, wilayah kekuasaan Bani Umayyah mencapai puncaknya dengan penambahan wilayah baru. Selain kemajuan dalam bidang politik dan militer, dinasti Bani Umayyah juga mencapai kemajuan dalam bidang peradaban. Pada masa 'Abd al-Malik bin Marwān, semua permasalahan dalam negeri dapat teratasi, dan kondisi dalam negeri menjadi aman. Hal ini membuka jalan bagi kemajuan peradaban, terutama dalam bidang politik. Pada masa pemerintahan Walid bin 'Abd al-Mālik, kemajuan peradaban semakin terlihat dengan adanya inovasi dan pembangunan yang signifikan. Dengan demikian, dinasti Bani Umayyah di Damaskus berhasil mencapai berbagai kemajuan, perkembangan, dan perluasan wilayah. Melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh para khalifah seperti Mu'āwiyah bin AbūSufyān, Walid bin 'Abd al-Mālik, dan 'Abd al-Malik bin Marwān, dinasti ini mampu meningkatkan efisiensi pemerintahan, memperluas wilayah kekuasaan, dan mencapai kemajuan dalam bidang peradaban.