Ria, Sang Pemimpin Rahasia **

Sinar mentari pagi menerobos celah gorden, membangunkan Gracia dari tidurnya. Ia menguap lebar, lalu berjalan menuju kamar adiknya, Ria. "Ria, bangun! Udah siang," panggil Gracia lembut. Namun, Ria tak kunjung bangun. Tidurnya begitu nyenyak. Gracia menghela napas. Ia memanggil Shani, kakak tertua mereka, untuk membangunkan Ria. "Shani, tolong bangunin Ria, aku udah coba tapi dia masih tidur," pinta Gracia. Shani pun masuk ke kamar Ria dan dengan lembut membangunkannya. Saat sarapan, Ria menerima panggilan telepon. Wajahnya berubah serius. Shani, Gracia, dan Feni yang melihat gelagat Ria pun penasaran. "Siapa yang telepon, Ria?" tanya Shani. Ria hanya menggeleng dan menjawab, "Teman." Ketiga kakaknya tak curiga. Siang itu, Shani, Gracia, dan Feni sedang berlatih di ruang latihan. Tiba-tiba, beberapa orang masuk, diikuti oleh seorang gadis yang tak lain adalah Ria. Para anggota JKT48 yang lain langsung memberi hormat pada Ria. "Selamat datang, Ketua," ucap mereka serempak. Shani, Gracia, dan Feni tercengang. Ria, adik mereka yang selama ini mereka kenal sebagai gadis pendiam dan penyayang, ternyata adalah pemimpin dari gengs Defensor yang terkenal kejam. Ria menatap ketiga kakaknya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Rafel, jelaskan semuanya," perintah Ria. Rafel, wakil Ria, pun maju dan menjelaskan kepada seluruh anggota JKT48, termasuk Shani, Gracia, dan Feni, tentang gengs Defensor dan peran Ria di dalamnya. "Dari kapan kamu memimpin gengs Defensor, Ria?" tanya Shani dengan suara bergetar. Ria menarik napas dalam-dalam. "Aku mendirikan Defensor untuk mencari orang tua kita," jawab Ria. "Aku sudah menemukan mereka." Ria memanggil salah satu anggota Defensor untuk membawa Argantara dan Indira, orang tua mereka. Saat orang tua mereka berdiri di hadapan mereka, Ria memanggil Rafel. "Kita harus kembali ke markas besar Defensor," kata Ria. "Apakah kami boleh ikut?" tanya Shani, Gracia, dan Feni serempak. Argantara dan Indira pun mengangguk setuju. Ria tersenyum. "Tentu saja. Keluarga selalu bersama." Ria memanggil anggota Defensor untuk menyiapkan mobil. Mereka pun berangkat menuju markas besar Defensor. Di perjalanan, Ria merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Ia akhirnya menemukan orang tuanya dan bisa memperkenalkan mereka kepada ketiga kakaknya. Saat sampai di markas besar Defensor, Ria mempersilahkan keluarganya untuk duduk di ruang tunggu. "Aku akan memimpin rapat sebentar," kata Ria. "Kalian tunggu di sini." Keluarga Ria pun duduk di ruang tunggu, saling berpelukan dan berbagi cerita. Mereka tak sabar untuk mengetahui lebih banyak tentang Defensor dan peran Ria di dalamnya. Emosi dan Wawasan:** Kisah ini menunjukkan bahwa di balik penampilan yang sederhana, terkadang tersembunyi kekuatan dan tekad yang luar biasa. Ria, yang selama ini dikenal sebagai adik yang pendiam, ternyata memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan tekad yang bulat untuk menemukan orang tuanya. Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa keluarga adalah harta yang tak ternilai dan selalu ada untuk kita, tak peduli apa pun yang terjadi.