Rias, Air Mata, dan Panggung Harapan **

** Matahari sore mulai meredup, menandakan berakhirnya hari sekolah. Di tengah hiruk pikuk anak-anak yang berhamburan keluar kelas, Ria, adik perempuan Shani, Kapten JKT48, berjalan dengan langkah gontai. Air mata membasahi pipinya, meninggalkan jejak garam di kulitnya yang masih muda. Hari ini, Ria kembali menjadi sasaran bully di sekolah. Kata-kata kasar dan ejekan yang menyakitkan kembali menghantui hatinya. Tanpa membuang waktu, Ria berlari menuju Theater JKT48. Di sana, Shani, sang kakak, sedang berlatih untuk pertunjukan malam ini. Dengan napas tersengal-sengal, Ria bercerita kepada Shani tentang apa yang terjadi di sekolah. Air mata kembali mengalir deras, membasahi pipi Ria yang memerah. Olla, salah satu anggota JKT48 yang melihat Ria menangis, langsung memanggil Shani. Shani yang mendengar cerita Ria, langsung memeluk adiknya dengan erat. "Tenang, Ria. Kakak selalu ada untukmu," bisik Shani lembut. Shani memahami betul perasaan Ria. Sebagai seorang idola, Shani juga pernah merasakan pahitnya di-bully. Namun, Shani selalu berusaha untuk kuat dan menjadikan pengalaman buruk itu sebagai motivasi untuk terus maju. "Ria, kamu harus ingat, kamu adalah orang yang luar biasa. Jangan biarkan kata-kata orang lain meruntuhkan semangatmu," kata Shani sambil mengusap air mata Ria. Shani mengajak Ria untuk berlatih bersama di atas panggung. Ria yang awalnya masih terisak, perlahan mulai tersenyum. Di atas panggung, Ria merasakan energi positif yang terpancar dari para anggota JKT48. Ria merasa terhibur dan termotivasi. "Kakak, aku ingin menjadi seperti kamu," kata Ria dengan mata berbinar. Shani tersenyum. "Kamu bisa, Ria. Kamu punya bakat dan semangat yang luar biasa. Ingat, kamu tidak sendirian. Kami semua ada untukmu." Malam itu, Ria duduk di bangku penonton, menyaksikan Shani dan para anggota JKT48 tampil di atas panggung. Ria terkesima melihat semangat dan keceriaan para idola. Ria teringat pesan Shani, "Kamu bisa, Ria." Di tengah gemerlap lampu panggung, Ria merasakan sebuah kekuatan baru tumbuh di dalam dirinya. Ria bertekad untuk tidak menyerah pada bully. Ria akan terus berjuang dan meraih mimpi-mimpinya, seperti Shani, sang kakak, yang selalu menjadi inspirasi baginya.