Pernikahan Strategis dan Politik di Masa Kerajaan Majapahit **

Pernikahan merupakan sebuah ikatan suci yang dirayakan dalam berbagai budaya. Namun, di masa kerajaan, pernikahan tidak hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga memiliki peran penting dalam politik dan strategi kekuasaan. Hal ini terlihat jelas dalam kisah pernikahan Raja Kertarajasa Jayawardhana, raja pertama Majapahit, yang menikahi keempat putri mendiang Raja Kertanegara. Pernikahan ini bukan sekadar perayaan cinta, melainkan sebuah langkah strategis untuk menjaga stabilitas kerajaan. Raja Kertarajasa Jayawardhana, yang merupakan menantu Raja Kertanegara, memahami bahwa pernikahan dengan putri-putri mendiang raja dapat meredam potensi konflik dan perebutan kekuasaan. Dengan menikahi keempat putri, ia menunjukkan rasa hormat dan kesetiaan kepada keluarga kerajaan sebelumnya, sekaligus mengamankan dukungan dari para pendukung mereka. Pernikahan ini juga memiliki makna politik yang mendalam. Dengan menikahi putri-putri dari kerajaan lain, seperti putri dari Melayu, Raja Kertarajasa Jayawardhana memperkuat hubungan diplomatik dan memperluas pengaruh Majapahit. Hal ini menunjukkan bahwa pernikahan di masa kerajaan tidak hanya tentang cinta dan keluarga, tetapi juga tentang strategi politik dan diplomasi. Kesimpulan:** Pernikahan Raja Kertarajasa Jayawardhana dengan keempat putri mendiang Raja Kertanegara merupakan contoh nyata bagaimana pernikahan dapat menjadi alat politik yang efektif. Melalui pernikahan, ia berhasil menjaga stabilitas kerajaan, mengamankan dukungan, dan memperluas pengaruh Majapahit. Kisah ini mengingatkan kita bahwa pernikahan, dalam konteks sejarah, memiliki makna yang lebih luas dan kompleks daripada sekadar ikatan cinta.