Permasalahan Legalitas Tanah di Lingkar Utara Jalan Tol dekat Bandara Syamsudin Noor

Pada tahun 2016, Habib Ahmad, seorang warga Sungai Sipai Martapura, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, membeli sebidang tanah di lingkar utara jalan tol dekat Bandara Syamsudin Noor. Tanah tersebut dibeli dari seorang warga setempat bernama Fahmi. Namun, surat kepemilikan tanah yang dimiliki oleh Ahmad masih berupa segel atau sporadik yang masih berbentuk surat tanah garapan yang dikeluarkan sejak tahun 1984 dan belum diubah nama.

Ahmad berencana untuk mengubah nama kepemilikan tanah tersebut ke namanya sendiri. Namun, ia mengalami kejanggalan ketika pihak kelurahan Syamsudin Noor melibatkan warga setempat untuk membuat surat pernyataan pelepasan hak pada tahun 2017 tanpa sepengetahuan Ahmad. Bahkan, pada tahun 2023, surat tersebut dibuat lagi dengan nama yang sama. Ahmad baru mengetahui bahwa tanahnya telah diproses dua kali oleh oknum kelurahan dengan nama orang lain melalui surat keterangan yang menyebutkan bahwa tanah Ahmad tumpang tindih dengan kepemilikan orang lain.

Kasus ini membuat Ahmad merasa kesal dengan ulah oknum kelurahan Syamsudin Noor. Ia merasa bahwa tindakan tersebut tidak adil dan melanggar hak kepemilikan tanahnya. Ahmad juga telah melihat keterangan dari Surat Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang menyatakan bahwa tanahnya tidak dapat diproses karena tumpang tindih dengan kepemilikan orang lain.

Permasalahan legalitas tanah di lingkar utara jalan tol dekat Bandara Syamsudin Noor ini menjadi sebuah isu yang perlu mendapatkan perhatian. Tindakan oknum kelurahan yang tidak bertanggung jawab dalam mengurus surat kepemilikan tanah dapat merugikan pemilik tanah yang sah. Diperlukan langkah-langkah yang tegas untuk menyelesaikan masalah ini dan memastikan bahwa hak kepemilikan tanah Ahmad diakui secara hukum.