Perjalanan Bentang ke Desa Kamalnya di Sulawesi Utar

Bentang, seorang anak laki-laki yang tinggal di kota, selalu merindukan kampung halnya di Desa Kamal, Sulawesi Utara. Suatu hari, dia memutuskan untuk mengunjungi kampungnya untuk melihat bagaimana perubahan sejak dia pindah ke kota. Dia sangat terkejut dengan perbedaan yang sangat mencolok antara kampungnya yang dulu dan tempat tinggal barunya di kota. Saat dia berjalan-jalan di sekitar desa, Bentang melihat bahwa banyak rumah yang masih tidak terhubung ke listrik. Dia sangat ingin membantu warga desa untuk menghubungkan rumah mereka ke listrik, tetapi dia menemukan bahwa banyak warga yang menolak ide tersebut. Mereka merasa bahwa listrik bukanlah prioritas utama mereka, dan mereka lebih memilih untuk menggunakan sumber energi tradisional seperti lampu minyak. Bentang tidak bisa memahami mengapa warga desa tidak menghargai listrik, tetapi dia menyadari bahwa mereka memiliki kehidupan yang berbeda dari dia. Mereka lebih mengandalkan sumber daya alam dan memiliki cara hidup yang lebih sederhana. Dia mulai memahami bahwa tidak semua orang memiliki kebutuhan yang sama, dan dia tidak boleh mencoba memaksakan ide-idenya pada mereka. Sebagai gantinya, Bentang memutuskan untuk mencari cara lain untuk membantu warga desa. Dia mulai mengumpulkan sumber daya dan memberikan pelatihan tentang cara membangun panel surya, yang dapat membantu mereka menghasilkan listrik sendiri. Dia juga membantu mereka menghubungkan ke listrik, sehingga mereka dapat menghemat uang dan mengurangi ketergantungan mereka pada sumber daya alam. Pada akhir perjalanan Bentang ke Desa Kamal, dia menyadari bahwa dia telah belajar banyak tentang dunia dan orang-orang di sekitarnya. Dia menyadari bahwa tidak ada satu cara yang cocok untuk semua orang, dan dia harus menghargai perbedaan dan mencari cara untuk membantu mereka dengan cara yang paling bermakna bagi mereka.