Mengatasi Kekurangan Guru di SD: Kisah dari Guru KKN

Sebagai seorang guru KKN di SD Kwasen, saya telah menghadapi tantangan yang tidak pernah saya bayangkan. Ketika saya pertama kali tiba di sekolah, saya menemukan bahwa ada kekurangan guru yang sangat besar. Kelas 1 dan 2 hanya memiliki satu guru, sementara kelas 3 dan 4 memiliki satu guru. Ini berarti bahwa saya harus mengajar dua kelas dengan hanya satu guru. Pertama-tama, saya merasa sangat terpuruk. Saya tidak yakin bagaimana saya bisa mengelola dua kelas dengan hanya satu guru. Namun, saya tahu bahwa saya harus mencari cara untuk membuatnya berhasil. Saya mulai mencari cara untuk mengorganisir kelas saya agar lebih efisien. Saya membagi kelas saya menjadi kelompok-kelompok kecil dan memberikan tugas-tugas yang spesifik kepada setiap kelompok. Ini membantu saya untuk lebih fokus pada setiap kelas dan memastikan bahwa semua siswa mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan. Saya juga mulai mencari cara untuk membuat kelas saya lebih menarik dan interaktif. Saya mengadakan kegiatan-kegiatan di luar ruang kelas, seperti perjalanan lapangan dan proyek-proyek kelompok. Ini membantu siswa untuk lebih terlibat dalam pembelajaran mereka dan membuat kelas saya menjadi lebih menyenangkan. Meskipun tantangan-tantangan yang saya hadapi, saya tidak pernah menyerah. Saya tahu bahwa saya memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa-siswa saya, dan saya bersedia melakukan apa saja untuk membuat itu terjadi. Saya bekerja keras dan memberikan semua yang saya miliki untuk kelas saya, dan saya sangat bangga dengan apa yang saya capai. Pada akhirnya, saya menemukan bahwa mengatasi kekurangan guru di SD adalah tantangan yang besar, tetapi itu juga merupakan kesempatan besar untuk menjadi guru yang hebat. Saya telah belajar banyak dari pengalaman saya dan saya bersyukur telah memiliki kesempatan untuk mengajar di SD Kwasen.