Perbedaan antara Geguritan Gagrag Lawas dan Geguritan Gagrag Anyar

Geguritan adalah salah satu bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki aturan dan tata bahasa yang khas. Dalam dunia geguritan, terdapat dua jenis geguritan yang sering dibahas, yaitu geguritan gagrag lawas (tembang macapat) dan geguritan gagrag anyar/modern. Meskipun keduanya merupakan bentuk puisi geguritan, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya. Geguritan gagrag lawas, atau yang lebih dikenal dengan sebutan tembang macapat, merupakan jenis geguritan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Tembang macapat memiliki aturan dan tata bahasa yang sangat kaku dan terstruktur. Pada tembang macapat, setiap bait harus mengikuti pola yang telah ditentukan, baik dalam jumlah suku kata maupun dalam rima akhir. Tembang macapat juga memiliki tema dan gaya bahasa yang khas, sering kali berisi tentang ajaran moral, kehidupan sehari-hari, atau cerita-cerita legenda. Di sisi lain, geguritan gagrag anyar/modern adalah jenis geguritan yang lebih bebas dalam hal aturan dan tata bahasa. Geguritan ini lebih mengutamakan kebebasan ekspresi dan kreativitas penulisnya. Dalam geguritan gagrag anyar, penulis tidak terikat pada pola atau aturan tertentu, sehingga dapat mengekspresikan ide dan perasaannya dengan lebih bebas. Geguritan gagrag anyar juga sering kali mengangkat tema-tema yang lebih kontemporer, seperti isu-isu sosial, lingkungan, atau kehidupan modern. Perbedaan utama antara geguritan gagrag lawas dan geguritan gagrag anyar terletak pada aturan dan tata bahasa yang digunakan. Tembang macapat memiliki aturan yang sangat ketat, sedangkan geguritan gagrag anyar lebih bebas dalam hal aturan. Selain itu, tema dan gaya bahasa yang diangkat dalam kedua jenis geguritan ini juga berbeda. Tembang macapat cenderung mengangkat tema-tema tradisional dan menggunakan gaya bahasa yang khas, sedangkan geguritan gagrag anyar lebih mengutamakan tema-tema kontemporer dan gaya bahasa yang lebih modern. Dalam perkembangan zaman, geguritan gagrag anyar semakin populer dan banyak diminati oleh generasi muda. Hal ini dikarenakan geguritan gagrag anyar memberikan kebebasan ekspresi dan lebih relevan dengan isu-isu yang sedang terjadi saat ini. Namun, geguritan gagrag lawas juga tetap memiliki tempat tersendiri dalam dunia sastra Jawa, karena merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Dalam kesimpulan, perbedaan antara geguritan gagrag lawas (tembang macapat) dan geguritan gagrag anyar/modern terletak pada aturan dan tata bahasa yang digunakan, tema yang diangkat, dan gaya bahasa yang dipakai. Meskipun keduanya merupakan bentuk puisi geguritan, geguritan gagrag anyar lebih bebas dan kontemporer, sedangkan tembang macapat memiliki aturan yang ketat dan mengangkat tema-tema tradisional.