AI Model Memprediksi Risiko Kanker Payudara Tanpa Bias Rasial

Sebuah penelitian yang dipresentasikan di pertemuan tahunan Radiological Society of North America (RSNA) menunjukkan bahwa model kecerdasan buatan (AI) yang menggunakan biomarker gambar mammogram dapat dengan akurat memprediksi risiko kanker payudara, termasuk ductal carcinoma in situ (DCIS) dan karsinoma invasif. Yang menarik, model ini juga menunjukkan bahwa tidak ada bias rasial dalam prediksinya. Model-model tradisional untuk menilai risiko kanker payudara biasanya menggunakan informasi dari kuesioner pasien, seperti riwayat medis dan reproduksi, untuk menghitung risiko pasien mengembangkan kanker payudara di masa depan. Namun, model-model ini seringkali tidak akurat dalam tingkat individu. Selain itu, model-model tradisional juga menunjukkan performa yang buruk pada pasien dari ras yang berbeda, kemungkinan karena data yang digunakan untuk mengembangkan model tersebut. Model-model tersebut umumnya dikembangkan berdasarkan populasi Eropa Kaukasoid. Menurut American Cancer Society, wanita kulit hitam memiliki tingkat kelangsungan hidup relatif 5 tahun terendah untuk kanker payudara dibandingkan dengan kelompok ras dan etnis lainnya. Hal ini menghasilkan kesenjangan yang persisten antara tingkat kelangsungan hidup wanita kulit hitam dan putih, dengan perbedaan sebesar 6% hingga 8%. Penelitian ini menunjukkan bahwa model AI yang dikembangkan dengan menggunakan biomarker gambar mammogram dapat menjadi alat yang lebih akurat dalam menilai risiko kanker payudara, tanpa adanya bias rasial. Dengan menggunakan teknologi ini, diharapkan dapat meningkatkan deteksi dini dan pengobatan kanker payudara, terutama pada populasi yang rentan seperti wanita kulit hitam. Dalam era kedokteran presisi, penilaian risiko berbasis AI seperti ini dapat menjadi langkah maju dalam upaya pencegahan dan pengobatan kanker payudara. Namun, perlu diingat bahwa model-model ini masih dalam tahap pengembangan dan perlu diuji lebih lanjut sebelum dapat diimplementasikan secara luas dalam praktik klinis. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan kanker payudara, serta mengurangi kesenjangan dalam tingkat kelangsungan hidup antara ras yang berbeda.