Bahaya Turisme Terhadap Terumbu Karang

Turisme dapat memiliki dampak negatif pada terumbu karang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, aktivitas seperti snorkeling, menyelam, dan berlayar dapat menyebabkan kerusakan fisik pada terumbu karang. Misalnya, turis sering kali diizinkan untuk berjalan di atas terumbu karang, yang dapat menyebabkan kerusakan pada struktur terumbu karang dan mengaduk endapan. Kadang-kadang, mereka bahkan mengumpulkan spesies langsung dari terumbu karang. Perahu yang membawa turis dapat merusak terumbu karang dengan menarik anker langsung ke terumbu karang, mengganggu spesies dan juga menyebabkan polusi laut karena lalu lintas yang berlebihan. Secara tidak langsung, aktivitas seperti membangun infrastruktur langsung di atas terumbu karang atau terlalu dekat dengan pantai, muara sungai, dan laguna dapat menyebabkan peningkatan sedimentasi dan membuat infrastruktur rentan terhadap kerusakan akibat peristiwa cuaca ekstrem. Selain itu, over-exploitation of reef species sebagai makanan, untuk akuarium, dan sebagai barang dagangan di pasar turis dapat mengancam kelangsungan hidup spesies. Dalam beberapa kasus, praktik turisme yang buruk tidak dihentikan, seperti membiarkan turis berjalan di atas terumbu karang, yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada terumbu karang dan mengaduk endapan. Kadang-kadang, mereka bahkan mengumpulkan spesies langsung dari terumbu karang. Perahu yang membawa turis dapat merusak terumbu karang dengan menarik anker langsung ke terumbu karang, mengganggu spesies dan juga menyebabkan polusi laut karena lalu lintas yang berlebihan. Sriyanie Miththapala, Coral Reefs: Coastal Ecosystems (Sienies Nolume 1), Colombo, Eosystems and Livelihoods Group Asia, 2008.