Bisikan Asrama Tua **

** Asrama tua itu berdiri megah di tengah kampus, menjulang tinggi dengan dinding-dindingnya yang kusam dan jendela-jendela berbingkai kayu yang usang. Di balik dinding-dindingnya yang tebal, tersimpan cerita-cerita lama, bisikan-bisikan masa lalu yang tak terlupakan. Aku, seorang mahasiswa baru, mendapat kamar di asrama tua itu. Awalnya, aku merasa sedikit takut. Cerita-cerita tentang hantu dan kejadian aneh di asrama tua itu sudah beredar luas di kalangan mahasiswa. Namun, rasa penasaran mengalahkan rasa takutku. Aku ingin merasakan sendiri suasana asrama tua itu, menelusuri lorong-lorongnya yang sunyi, dan merasakan aura mistis yang menyelimuti tempat itu. Malam pertamaku di asrama tua itu terasa mencekam. Angin berdesir di luar jendela, membuat daun pintu berderit. Aku mendengar suara-suara aneh dari lorong, seperti langkah kaki yang samar dan bisikan-bisikan yang tak jelas. Aku mencoba untuk tidak memikirkan hal-hal buruk, namun rasa takut terus menghantuiku. Beberapa hari kemudian, aku mulai terbiasa dengan suasana asrama tua itu. Aku menemukan keindahan di balik kesunyiannya. Aku suka duduk di balkon kamarku, memandangi langit malam yang bertabur bintang. Aku suka berjalan-jalan di sekitar asrama, menikmati suasana sepi dan hening. Suatu malam, aku mendengar suara tangisan dari kamar sebelah. Aku penasaran dan mengetuk pintu. Pintu terbuka sedikit, memperlihatkan seorang gadis yang sedang menangis tersedu-sedu. Aku bertanya apa yang terjadi, dan gadis itu bercerita bahwa dia sedang merindukan keluarganya. Aku mencoba menghiburnya, dan akhirnya dia pun tenang. Sejak malam itu, aku sering berbincang dengan gadis itu. Kami berbagi cerita, mimpi, dan harapan. Aku menyadari bahwa asrama tua itu bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga tempat untuk membangun persahabatan dan berbagi cerita. Aku mulai merasakan kehangatan di balik dinding-dindingnya yang dingin. Asrama tua itu menyimpan banyak cerita, baik yang menyenangkan maupun yang menakutkan. Namun, yang paling penting adalah cerita tentang persahabatan dan kebersamaan yang terjalin di antara penghuninya. Asrama tua itu bukan hanya bangunan tua, tetapi juga tempat di mana mimpi-mimpi terukir dan persahabatan terjalin. Bisikan-bisikan masa lalu yang tersimpan di balik dinding-dindingnya menjadi saksi bisu perjalanan hidup para penghuninya.