Cahaya Warna-warni dalam Lampu Gas Mulia dan Kembang Api: Penjelasan Berdasarkan Teori Atom Bohr

Teori atom mekanika kuantum, yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas, memberikan pemahaman tentang bagaimana lampu yang berisi gas mulia dapat menghasilkan cahaya yang berwarna-warni. Dalam teori atom Bohr, atom memiliki kulit-kulit tempat elektron bergerak mengelilingi inti atom. Kulit atom yang paling dekat dengan inti memiliki energi paling rendah, sementara kulit atom yang jauh dari inti memiliki energi yang lebih tinggi. Elektron yang berada pada kulit atom paling dalam dapat berpindah ke kulit atom yang lebih luar ketika menyerap energi dari luar atom. Energi ini dapat berasal dari panas pembakaran atau dari energi listrik yang melewati atom-atom tersebut. Namun, elektron yang terletak pada kulit paling luar akan mendapatkan gaya tarik yang lemah dari inti atom. Oleh karena itu, elektron pada kulit atom paling luar mudah berpindah ke kulit yang lebih dalam atau keluar dari atom. Ketika gas mulia, seperti neon atau argon, dimasukkan ke dalam lampu, elektron-elektron pada kulit atom paling luar gas mulia akan mendapatkan energi dari listrik yang melewati lampu. Elektron-elektron ini akan berpindah ke kulit atom yang lebih dalam dan kemudian kembali ke kulit paling luar. Saat elektron kembali ke kulit paling luar, mereka melepaskan energi dalam bentuk cahaya. Warna cahaya yang dihasilkan tergantung pada energi yang dilepaskan oleh elektron saat berpindah antar kulit atom. Selain itu, terbentuknya cahaya warna-warni dari kembang api juga dapat dijelaskan oleh teori atom Bohr. Ketika bahan kimia tertentu terbakar, elektron-elektron pada atom-atom dalam bahan tersebut akan mendapatkan energi dari panas pembakaran. Elektron-elektron ini akan berpindah ke kulit atom yang lebih dalam dan kemudian kembali ke kulit paling luar, melepaskan energi dalam bentuk cahaya. Kombinasi berbagai bahan kimia dalam kembang api menghasilkan cahaya warna-warni yang indah. Dalam kesimpulan, teori atom Bohr menjelaskan bagaimana lampu yang berisi gas mulia dan kembang api dapat menghasilkan cahaya yang berwarna-warni. Elektron-elektron pada kulit atom paling luar berpindah ke kulit yang lebih dalam dan kemudian kembali ke kulit paling luar, melepaskan energi dalam bentuk cahaya. Warna cahaya yang dihasilkan tergantung pada energi yang dilepaskan oleh elektron saat berpindah antar kulit atom.