Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Penghasilan yang Diterima Lebih dari Satu Kali dalam Tahun Kalender

Dalam konteks perpajakan di Indonesia, terdapat ketentuan yang mengatur mengenai penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh suatu entitas. Salah satu ketentuan tersebut adalah mengenai penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima lebih dari satu kali dalam tahun kalender. Menurut ketentuan tersebut, jika dalam tahun kalender yang bersangkutan, dibayarkan penghasilan kepada mantan pegawai lebih dari satu kali, maka PPh Pasal 21 atas pembayaran penghasilan yang berikutnya dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) UU PPh atas jumlah penghasilan bruto yang diterima dengan memperhitungan yang telah diterima sebelumnya. Sebagai contoh, pada Juni 2016, sebuah perusahaan menerima jasa produksi tahun 2015 sebesar Rp35.000.000. Dalam hal ini, perusahaan tersebut harus menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan tersebut. Berdasarkan ketentuan yang berlaku, PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) UU PPh atas jumlah penghasilan bruto yang diterima, yaitu sebesar Rp35.000.000. Penghitungan PPh Pasal 21 dilakukan dengan memperhitungkan penghasilan yang telah diterima sebelumnya. Hal ini penting agar tidak terjadi penghitungan ganda atas penghasilan yang sama dan untuk memastikan bahwa perusahaan memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar. Dengan memahami dan menerapkan ketentuan penghitungan PPh Pasal 21 yang berlaku, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan perpajakan dan menghitung PPh Pasal 21 dengan benar. Hal ini penting untuk memastikan kepatuhan perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan untuk menghindari sanksi yang mungkin ditetapkan oleh otoritas perpajakan.