Pemerintahan Transisi di Thailand setelah Krisis Ekonomi 1997

Krisis ekonomi yang melanda Thailand pada tahun 1997 memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian negara tersebut. Nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS mengalami goncangan hebat, menyebabkan kepanikan di kalangan investor asing. Pada tanggal 14 dan 15 Mei 1997, para investor asing mengambil keputusan untuk menjual aset mereka di Thailand karena mereka kehilangan kepercayaan terhadap prospek perekonomian negara tersebut. Untuk mengatasi situasi ini, pemerintah Thailand melakukan intervensi dengan dukungan dari bank sentral Singapura. Mereka berusaha mempertahankan nilai tukar baht agar tidak jatuh terus menerus. Namun, upaya ini tidak berhasil dan pada tanggal 2 Juli 1997, bank sentral Thailand terpaksa mengumumkan bahwa nilai tukar baht dibebaskan dari ikatan dengan dolar AS. Sejak saat itu, nasib baht sepenuhnya ditentukan oleh pasar. Keputusan ini memiliki konsekuensi yang signifikan bagi pemerintahan Thailand. Pemerintah kemudian meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengatasi krisis ekonomi yang sedang terjadi. IMF memberikan paket bantuan keuangan kepada Thailand dengan syarat-syarat tertentu, termasuk reformasi struktural dalam sektor keuangan dan perbankan. Pemerintahan transisi di Thailand setelah krisis ekonomi 1997 menjadi fokus utama dalam upaya pemulihan ekonomi negara tersebut. Pemerintah melakukan langkah-langkah untuk memperbaiki sistem keuangan dan perbankan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan publik. Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk menarik investasi asing kembali ke Thailand dengan memberikan insentif dan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Meskipun proses pemulihan ekonomi membutuhkan waktu yang cukup lama, pemerintahan transisi berhasil mengembalikan stabilitas ekonomi dan memulihkan kepercayaan investor asing. Thailand kemudian menjadi salah satu negara yang berhasil keluar dari krisis ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil. Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah Thailand untuk belajar dari pengalaman krisis ekonomi 1997 dan terus melakukan reformasi struktural untuk menjaga stabilitas ekonomi negara. Pemerintahan transisi harus tetap berkomitmen untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan publik. Dengan demikian, Thailand dapat menghadapi tantangan ekonomi global dengan lebih baik dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.