Ria Berani Disuntik Berkat Kakak Kedua **

Suasana di teater mendadak mencekam. Ria, si bungsu, terduduk lesu dengan kaki terkilir dan tangan berdarah. Sembilan kakaknya, Melody, Shani, Gracia, Veranda, Nabila, Kinal, Gaby, Anin, dan Sisca, berkerumun di sekitarnya, wajah mereka dipenuhi kekhawatiran. "Ria, kamu harus disuntik," ujar Veranda lembut, namun Ria hanya menggeleng kuat-kuat. Air mata mengalir deras di pipinya. "Aku takut, Kak," lirihnya. Kakak-kakaknya berusaha menenangkan Ria. Mereka bergantian menghibur, bercerita, dan bahkan menyanyikan lagu kesukaannya. Namun, tangisan Ria tak kunjung reda. "Bagaimana ini, Kak?" tanya Gaby panik. "Ria terus menangis, kita harus cepat membawanya ke UKS." Mereka pun bergegas membawa Ria ke UKS. Di sana, Ria dibaringkan di ranjang, dijaga oleh kakak-kakaknya dan para member serta staff. Tiba-tiba, suasana berubah. Ria yang tadinya menangis sejadi-jadinya, mendadak terdiam. Matanya terbelalak menatap pintu. "Shani!" teriak Ria, suaranya bergetar. Shani, kakak keduanya, masuk dengan senyum hangat. "Ria, kamu harus disuntik. Kalau tidak, lukanya akan tambah sakit," kata Shani lembut. Ria terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Ok, Kak. Ria mau disuntik," jawabnya. Shani tersenyum lega. Ia mengelus kepala Ria dengan lembut. "Kamu hebat, Ria. Kakak bangga sama kamu." Ria pun akhirnya mau disuntik. Tangisannya berhenti, digantikan dengan senyum lega. Kakak-kakaknya pun merasa lega dan bersyukur. Penutup:** Kejadian ini mengajarkan kita bahwa kasih sayang dan dukungan dari orang terdekat dapat memberikan kekuatan dan keberanian untuk menghadapi rasa takut. Ria yang awalnya takut disuntik, akhirnya mau disuntik karena didampingi oleh kakak keduanya, Shani. Shani berhasil menenangkan Ria dengan kata-kata bijak dan kasih sayang.