Jatuhnya Demokrasi Terpimpin pada Masa 1959-1965

Pendahuluan: Demokrasi Terpimpin adalah sebuah sistem politik yang diperkenalkan oleh Presiden Soekarno di Indonesia pada tahun 1957. Namun, sistem ini mengalami kejatuhan pada masa 1959-1965. Artikel ini akan membahas latar belakang, kebijakan politik, dan kebijakan ekonomi yang menjadi faktor penyebab jatuhnya Demokrasi Terpimpin pada periode tersebut. Bagian: ① Latar Belakang: Pada awalnya, Demokrasi Terpimpin diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah politik dan ekonomi yang dihadapi oleh Indonesia pasca-kemerdekaan. Namun, adanya ketegangan politik antara Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasionalis Indonesia (PNI) serta kebijakan-kebijakan yang kontroversial menjadi pemicu terjadinya jatuhnya sistem ini. ② Kebijakan Politik: Selama periode 1959-1965, pemerintah Soekarno mengambil kebijakan politik yang kontroversial, seperti penghapusan sistem parlementer dan penggantinya dengan sistem Demokrasi Terpimpin. Selain itu, pemerintah juga memberikan kekuasaan yang besar kepada PKI, yang menyebabkan ketegangan politik semakin meningkat dan memicu konflik di berbagai daerah. ③ Kebijakan Ekonomi: Pada masa tersebut, pemerintah Soekarno juga mengambil kebijakan ekonomi yang kontroversial, seperti nasionalisasi perusahaan asing dan pengembangan ekonomi berdasarkan konsep ekonomi terpimpin. Kebijakan-kebijakan ini tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan dan justru menyebabkan ketidakstabilan ekonomi yang parah, termasuk inflasi yang tinggi dan kekurangan pasokan barang. Kesimpulan: Jatuhnya Demokrasi Terpimpin pada masa 1959-1965 disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan politik, kebijakan politik yang kontroversial, dan kebijakan ekonomi yang tidak berhasil. Periode ini menjadi pembelajaran penting bagi Indonesia dalam membangun sistem politik dan ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.