Mengatasi Keragu-raguan dalam Mengambil Keputusan

Keragu-raguan adalah sifat yang harus dihindari dalam mengambil keputusan dan bertindak. Dalam Islam, sifat ragu-ragu atau was-was dikaitkan dengan pengaruh setan. Allah Swt. dalam Surah an-Năs menjelaskan bahwa setan adalah pembisik yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Oleh karena itu, manusia harus berusaha meninggalkan sifat was-was karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik. Rasulullah saw. melarang umatnya untuk meninggalkan sesuatu yang membuat ragu-ragu dan melakukan sesuatu yang pasti. Kejujuran dan kebenaran akan membawa ketenangan, sedangkan dusta akan menimbulkan keragu-raguan dan harus dihindari. Orang yang sering ragu-ragu dalam mengambil keputusan menunjukkan kelemahan iman yang dimiliki. Penerapan sifat jujur dan adil dalam berinteraksi dengan orang lain juga dapat membantu mengatasi keragu-raguan. Ketika kita berhubungan dengan orang lain dengan jujur dan adil, hubungan kita dengan mereka akan menjadi lebih baik. Kita akan mudah mendapatkan kepercayaan dan kenyamanan dari orang lain. Transaksi yang dilakukan dengan kejujuran juga akan menimbulkan keberkahan dalam kehidupan. Dalam ajaran Islam, terdapat tiga aspek kejujuran yang harus diperhatikan. Pertama, sidq al-qalbi, yaitu kejujuran dalam niat dan tujuan sebelum melakukan sesuatu. Kedua, sidq al-thadis, yaitu kejujuran dalam perkataan seseorang. Dan ketiga, sidq al-amal, yaitu kejujuran dalam perbuatan. Dengan mengedepankan kejujuran dalam segala aspek kehidupan, kita dapat mengatasi keragu-raguan dalam mengambil keputusan. Kejujuran membawa ketenangan dan keberkahan, sedangkan keragu-raguan dan kebohongan hanya akan menimbulkan masalah dan kelemahan iman. Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk selalu jujur dalam segala hal.