starikan Jiwa dan Semangat Nilai-Nilai 1945 dalam Era Keterbukaan dan Kebebasa

Pendidikan dan pemanfaatan teknologi informasi merupakan dua elemen penting dalam melestarikan jiwa dan semangat nilai-nilai 1945. Namun, dewasa ini tantangan yang dihadapi dalam bidang sosialisasi dan pemanfaatan teknologi informasi semakin kompleks. Dalam masyarakat Indonesia yang semakin terbuka dan bebas, tantangan tersebut meliputi: 1. Keterbukaan dan Kebebasan Berpendapat: Era digital memberikan kebebasan yang luas bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat mereka. Meskipun ini adalah hal yang positif, namun juga membawa risiko penan informasi yang tidak akurat atau radikal yang dapat merusak nilai-nilai Pancasila. 2. Aksesibilitas Teknologi: Meskipun teknologi informasi telah merata, namun tidak semua guru memiliki akses yang memadai untuk memanfaatkannya secara efektif. Hal ini menghambat upaya mereka dalam menyampaikan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai 1945. 3. Pendidikan Karakter: Dalam era digital, pendidikan karakter sering kali terabaikan. Guru perlu mencari cara inovatif untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum dan metode pengajaran mereka. 4. Kolaborasi dan Inovasi: Guru perlu bekerja sama dengan pihak lain, seperti orang tua dan komunitas, untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung nilai-nilai Pancasila. Selain itu, inovasi dalam metode pengajaran juga diperlukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. 5. Pengawasan dan Regulasi: Pemerintah dan organisasi profesi guru perlu meningkatkan pengawasan dan regulasi terhadap konten yang disebarkan melalui teknologi informasi, untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, PGRI dapat terus melestarikan jiwa dan semangat nilai-nilai 1945 melalui pendidikan dan pemanfaatan teknologi informasi yang efektif dan positif.