Pentingnya Penerapan Asas Imparsialitas dalam Pemberantasan Korupsi

Pada Pasal 6 Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dijelaskan bahwa KPK memiliki tugas untuk melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi tindak pidana korupsi. Selain itu, Pasal 7 UU tersebut memberikan wewenang kepada KPK untuk melakukan berbagai langkah pencegahan, seperti pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan penyelenggara negara, menerima laporan gratifikasi, menyelenggarakan program pendidikan anti korupsi, merencanakan dan melaksanakan program sosialisasi pemberantasan korupsi, serta melakukan kampanye anti korupsi kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan pentingnya peran KPK dalam mencegah korupsi melalui berbagai upaya yang dilakukan.

Selain UU KPK, karakter pencegahan korupsi juga terkait dengan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN). Dalam UU tersebut, ditekankan bahwa untuk mencegah korupsi, asas umum pemerintahan negara yang baik perlu diadopsi, yaitu asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari KKN.

Dari kedua UU tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan asas imparsialitas sangat penting dalam pemberantasan korupsi. KPK harus menjalankan tugasnya secara adil dan tanpa pandang bulu dalam melakukan pencegahan korupsi. Selain itu, asas umum pemerintahan negara yang baik juga harus menjadi landasan dalam upaya mencegah korupsi, sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi. Dengan demikian, penerapan asas imparsialitas merupakan hal yang krusial dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia.