Perbandingan Kepemimpinan Hisyam bin Abdul Malik dan Muawiyah bin Abu Sufyan dalam Dinasti Bani Umayyah

Dalam sejarah Dinasti Bani Umayyah, terdapat dua tokoh penting yang memegang peran kepemimpinan yang signifikan, yaitu Hisyam bin Abdul Malik dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Keduanya memiliki peran yang berbeda dalam sejarah Dinasti Bani Umayyah, namun keduanya juga memiliki kesamaan dalam keinginan mereka untuk memperkuat kekuasaan dan memajukan wilayah kekhalifahan. Muawiyah bin Abu Sufyan adalah salah satu tokoh yang enggan membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ada beberapa alasan mendasar yang menyebabkan Muawiyah enggan membaiat Ali. Pertama, Muawiyah merasa sakit hati karena dipecat dari jabatannya sebagai gubernur oleh Ali. Hal ini membuat Muawiyah ingin membalas dendam dan mengambil alih kekuasaan. Selain itu, Muawiyah juga menuntut kedaulatan penuh atas wilayah Syam, yang merupakan wilayah yang dikuasai olehnya sebelumnya. Muawiyah juga menuntut hukuman atas pembunuhan Usman, yang merupakan saudara ipar dari Muawiyah. Di sisi lain, Hisyam bin Abdul Malik adalah salah satu khalifah yang memimpin pada masa keemasan dan kemegahan Dinasti Bani Umayyah. Hisyam bin Abdul Malik memimpin Dinasti Bani Umayyah pada masa yang sulit, namun ia berhasil memperkuat kekhalifahan dan memajukan wilayah kekhalifahan. Salah satu prestasi penting Hisyam bin Abdul Malik adalah mendirikan percetakan mata uang dan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi. Hal ini memberikan stabilitas ekonomi dan kekuatan budaya bagi kekhalifahan. Selain itu, Hisyam bin Abdul Malik juga fokus membangun infrastruktur fisik, termasuk arsitektur masjid dan perluasan wilayah kekhalifahan. Prestasi ini membuat Dinasti Bani Umayyah semakin dikenal dan dihormati di dunia Islam. Dalam perbandingan kepemimpinan antara Hisyam bin Abdul Malik dan Muawiyah bin Abu Sufyan, terdapat perbedaan yang signifikan. Muawiyah lebih fokus pada kekuasaan dan memperkuat wilayah kekhalifahan, sedangkan Hisyam bin Abdul Malik lebih fokus pada pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Namun, keduanya memiliki kesamaan dalam keinginan mereka untuk memperkuat Dinasti Bani Umayyah dan memajukan wilayah kekhalifahan. Dalam kesimpulan, Hisyam bin Abdul Malik dan Muawiyah bin Abu Sufyan adalah dua tokoh penting dalam sejarah Dinasti Bani Umayyah. Meskipun memiliki perbedaan dalam pendekatan kepemimpinan, keduanya memiliki peran yang signifikan dalam memperkuat kekhalifahan dan memajukan wilayah kekhalifahan.