Menjadi Sempurna seperti Anak-Anak: Memahami Ajaran Yesus dalam Lukas 18:18

Menjadi Sempurna seperti Anak-Anak: Pengantar

Dalam Injil Lukas 18:18, Yesus memberikan ajaran yang mendalam dan menggugah tentang bagaimana menjadi sempurna seperti anak-anak. Ajaran ini bukan hanya tentang menjadi polos dan jujur seperti anak-anak, tetapi juga tentang bagaimana kita harus memandang dan merespons dunia di sekitar kita. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang ajaran Yesus ini dan bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menafsirkan Ajaran Yesus

Ajaran Yesus dalam Lukas 18:18 seringkali disalahpahami. Banyak yang berpikir bahwa menjadi seperti anak-anak berarti menjadi naif dan mudah ditipu. Namun, Yesus tidak mengajarkan kita untuk menjadi naif. Sebaliknya, Dia mengajarkan kita untuk memiliki hati yang murni dan polos seperti anak-anak. Anak-anak memiliki kemampuan untuk melihat dunia dengan mata yang bersih, tanpa prasangka dan kebencian. Mereka juga memiliki kemampuan untuk memaafkan dengan cepat dan melupakan kesalahan orang lain. Inilah yang dimaksud Yesus dengan menjadi sempurna seperti anak-anak.

Mengaplikasikan Ajaran Yesus dalam Kehidupan Sehari-hari

Menerapkan ajaran Yesus dalam Lukas 18:18 dalam kehidupan sehari-hari bukanlah tugas yang mudah. Ini membutuhkan latihan dan dedikasi yang serius. Pertama, kita harus belajar untuk melihat dunia dengan mata yang bersih dan hati yang murni, seperti anak-anak. Kita harus belajar untuk memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain, dan tidak membiarkan kebencian dan prasangka merusak pandangan kita terhadap dunia.

Kedua, kita harus belajar untuk menjadi rendah hati. Anak-anak tidak memiliki rasa sombong atau ego yang besar. Mereka tidak merasa lebih baik dari orang lain dan selalu siap untuk belajar dari orang lain. Kita harus belajar untuk meniru kerendahan hati ini.

Menjadi Sempurna seperti Anak-Anak: Kesimpulan

Menjadi sempurna seperti anak-anak, seperti yang diajarkan Yesus dalam Lukas 18:18, bukanlah tentang menjadi naif atau mudah ditipu. Sebaliknya, itu tentang memiliki hati yang murni dan polos, melihat dunia dengan mata yang bersih, dan menjadi rendah hati. Meskipun ini bukan tugas yang mudah, dengan latihan dan dedikasi, kita bisa belajar untuk menerapkan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita bisa menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan menjadi lebih baik dalam berinteraksi dengan orang lain.