Manusia sebagai Pelaku Sejarah: Studi Kasus Kerajaan Majapahit

Manusia telah memainkan peran penting dalam membentuk sejarah, dan ini sangat terlihat dalam kasus Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini, yang berpusat di wilayah Trowulan, Jawa Timur, didirikan pada tanggal 10 November 1293 oleh Raja Wijaya, seperti yang dicatat dalam Nagarakretagama. Raja Wijaya adalah tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Majapahit, dan peran dan tindakan mereka memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan kerajaan. Salah satu alasan mengapa manusia sebagai pelaku sejarah sangat penting adalah karena mereka memiliki kemampuan untuk membuat dan merekam peristiwa sejarah. Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku, yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan dan bertindak yang dapat membentuk masa depan. Dalam kasus Kerajaan Majapahit, Raja Wijaya dan pejabat lainnya membuat keputusan dan bertindak yang membentuk arah dan keberadaan kerajaan. Selain itu, manusia sebagai pelaku sejarah juga memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai, kepercayaan, dan budaya masyarakat. Dalam kasus Kerajaan Majapahit, nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat dipengaruhi oleh tindakan dan keputusan Raja Wijaya dan pejabat lainnya. Misalnya, Raja Wijaya memainkan peran penting dalam mempromosikan agama Buddha dan membangun kuil-kuil Buddha, yang membentuk nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat. Secara keseluruhan, manusia sebagai pelaku sejarah sangat penting dalam membentuk sejarah, dan ini sangat terlihat dalam kasus Kerajaan Majapahit. Tindakan dan keputusan Raja Wijaya dan pejabat lainnya membentuk arah dan keberadaan kerajaan, serta mempengaruhi nilai-nilai, kepercayaan, dan budaya masyarakat.