Biru dan Abu-abu: Sebuah Kisah Tentang Mencintai Diri Sendiri

Scene 1: Dea duduk di luar rumah, sambil membaca buku. Adiknya, Ita, datang dengan membawa sebuah buku dan menyerahkannya kepada Dea. Dea dengan senang hati menerima permintaan adiknya dan membantu mengerjakan PR-nya. Setelah selesai, Dea mengembalikan buku tersebut dengan senyuman. Scene 2: Dea sedang berolahraga lari ketika melihat sahabatnya, Karin, menangis. Dea segera menghampiri Karin dan menanyakan apa yang terjadi. Ternyata, Karin sedang sedih karena mendapatkan nilai yang buruk. Dea bingung dan bertanya-tanya. Tanpa ragu, Dea memberikan nilai ulangannya kepada Karin. Dea tersenyum melihat Karin yang terkejut dan berterima kasih. Scene 3: Telepon Dea berdering, dan ternyata itu adalah panggilan dari kakaknya yang sedang sakit. Dea segera berlari menuju kakaknya. Selama kakaknya sakit, Dea merawatnya dengan penuh perhatian, mengambilkan air minum, dan menyuapinya makan. Ketika malam tiba, Dea tersenyum melihat kakaknya yang tertidur pulas. Dea pulang dengan perasaan bahagia. Scene 4: Saat pulang, Dea dihadapkan pada kemarahan ibunya. Dea: Assalamualaikum. Ibu: DEA!! (melempar kertas) Nilai ulanganmu segini? Pantas saja, sekarang saja kau pulang malam, anak gabener kamu, mau jadi apa? Dea: (berlari ke kamar dan menangis) Merasa kalau nilainya tidak pernah jelek. Ternyata, tanpa diketahui oleh Dea, saat Karin berkunjung ke rumah Dea, Karin diam-diam menukar semua nilai ulangannya dengan nilai Dea. Scene 5: Akhirnya, Dea memutuskan untuk belajar dengan giat agar mendapatkan nilai yang bagus. Dea belajar sampai larut malam, bahkan lupa makan. Akibatnya, Dea jatuh sakit dan merasakan sakit perut yang hebat. Dalam akhir cerita ini, Dea belajar untuk mencintai dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum mencintai orang lain.