Apakah Allah Berada? Menjelajahi Konsep Wujud, Qidam, dan Baqa dalam Teologi Islam

Pertanyaan tentang keberadaan Tuhan telah menjadi pusat perenungan filosofis dan teologis selama berabad-abad. Dalam Islam, pertanyaan "Apakah Allah berada?" dijawab dengan penegasan yang tak tergoyahkan: Allah itu ada. Keyakinan ini bukan hanya dogma belaka, tetapi didasarkan pada argumen rasional dan wahyu ilahi yang terkandung dalam Al-Qur'an.

Memahami Wujud Allah dalam Islam

Konsep "wujud" atau keberadaan Allah dalam Islam berbeda dengan keberadaan makhluk ciptaan-Nya. Keberadaan Allah bersifat absolut, mutlak, dan tidak bergantung pada apa pun, sementara keberadaan makhluk bersifat relatif, terbatas, dan bergantung pada-Nya. Al-Qur'an menegaskan bahwa Allah adalah "Al-Awwal" (Yang Pertama) dan "Al-Akhir" (Yang Terakhir), menunjukkan bahwa keberadaan-Nya melampaui batas waktu dan ruang.

Qidam: Keabadian Allah

Salah satu atribut utama Allah dalam teologi Islam adalah "qidam," yang berarti keabadian. Allah tidak memiliki awal dan tidak akan memiliki akhir. Konsep ini membedakan-Nya dari segala sesuatu yang diciptakan, yang semuanya memiliki awal dan akhir. Qidam Allah menunjukkan bahwa Dia adalah sumber dari segala sesuatu dan tidak bergantung pada apa pun untuk keberadaan-Nya.

Baqa: Kekekalan Allah

Selain qidam, Allah juga memiliki sifat "baqa," yang berarti kekekalan. Baqa menunjukkan bahwa Allah akan terus ada selamanya tanpa mengalami perubahan, penurunan, atau kehancuran. Sifat ini menegaskan kesempurnaan dan keabadian Allah, yang membedakan-Nya dari makhluk ciptaan-Nya yang bersifat fana (sementara).

Bukti Keberadaan Allah

Teologi Islam menyajikan berbagai argumen untuk membuktikan keberadaan Allah. Salah satu argumen yang paling terkenal adalah argumen kosmologis, yang didasarkan pada pengamatan bahwa alam semesta ini ada dan pasti memiliki pencipta. Argumen ini menyatakan bahwa mustahil alam semesta ini tercipta dengan sendirinya atau ada tanpa sebab.

Selain argumen kosmologis, teologi Islam juga mengajukan argumen teleologis, yang didasarkan pada keteraturan dan kompleksitas alam semesta. Argumen ini menunjukkan bahwa desain yang rumit dan tujuan yang jelas dalam alam semesta ini membuktikan adanya Sang Pencipta yang Maha Cerdas dan Maha Kuasa.

Keyakinan akan keberadaan Allah merupakan fondasi utama dalam Islam. Konsep wujud, qidam, dan baqa memberikan pemahaman yang mendalam tentang sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna dan Absolut. Argumen-argumen rasional dan wahyu ilahi dalam Al-Qur'an semakin memperkuat keyakinan ini, menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah.