Pelesapan dalam Teks Prosedur: Mengapa dan Bagaimana Menghindarinya?

Dalam teks prosedur, seringkali kita menemui penggunaan kata penghubung seperti "kemudian", "berikutnya", dan "setelah ini" untuk menghubungkan langkah-langkah panduan. Namun, terkadang penulis menggunakan kata-kata tersebut secara berlebihan, yang mengakibatkan pelesapan. Pelesapan adalah penghilangan bagian tertentu yang sama dan sudah disebutkan pada kalimat sebelumnya. Biasanya, pelesapan terjadi pada kalimat majemuk rapatan, yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang memiliki subjek, predikat, atau objek yang sama. Misalnya, dalam prosedur membuat puding, kita dapat melihat beberapa contoh pelesapan seperti berikut: 1. Masukkan sebungkus agar-agar, jeli, dan susu cair sebanyak 500 ml, kemudian aduk sampai larut dalam air. 2. Masak campuran agar-agar, jeli, dan susu di atas api. 3. Tambahkan gula, kemudian aduk terus selama 30 menit. 4. Setelah mendidih, matikan api, kemudian aduk lagi selama 1 menit. Pudingmu sudah jadi! 5. Tuang puding dalam cetakan. Setelah puding agak dingin, simpan dalam lemari es. Dalam contoh-contoh di atas, bagian yang tidak disebutkan atau dilesapkan ditandai dengan cetakan tebal. Pelesapan ini bertujuan untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu dalam teks prosedur. Namun, terkadang pelesapan dapat membingungkan pembaca, terutama jika mereka tidak memahami konteks secara keseluruhan. Untuk lebih memahami tentang pelesapan, kita dapat berlatih melalui Tabel Pelesapan. Dalam tabel ini, kita dapat memperbaiki kalimat yang belum mengalami pelesapan dari kolom kiri ke kolom kanan. Dengan memahami dan menghindari pelesapan, kita dapat meningkatkan kejelasan dan keterbacaan teks prosedur. Dalam penulisan teks prosedur, penting untuk menghindari penggunaan kata penghubung secara berlebihan dan memastikan bahwa semua langkah panduan yang relevan disebutkan dengan jelas. Dengan demikian, pembaca akan lebih mudah mengikuti instruksi dan mencapai hasil yang diinginkan.