Persatuan dalam Keberagaman: Sebuah Cita-cita Nasional

Bersatu merupakan salah satu cita-cita nasional yang ditekankan oleh para pendiri negara. Mereka menciptakan persatuan dalam keberagaman melalui berbagai cara, termasuk penetapan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama (pilihan a), pembentukan komite nasional Indonesia pusat (pilihan b), penghapusan tujuh kata sila pertama pada Piagam Jakarta (pilihan c), dan proklamasi kemerdekaan Indonesia (pilihan d). Alasan bangsa Indonesia bersatu padu dalam mengusir penjajah adalah karena penjajah telah merampas hak kodrat bangsa Indonesia untuk merdeka (pilihan c). Penjajahan menyebabkan masuknya budaya asing ke Indonesia (pilihan d), namun alasan utamanya adalah penjajah telah merampas hak kodrat bangsa Indonesia untuk merdeka. Tindakan pemerintah Indonesia dalam mengirim Kontingen Garuda sebagai bagian dari misi pemeliharaan perdamaian yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan bentuk pelaksanaan tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu melaksanakan ketertiban dunia (pilihan d). Kontingen Garuda terdiri dari Tentara Indonesia (TNI), polisi, dan sipil yang ditugaskan ke negara yang mengalami konflik. Indonesia telah berpartisipasi dalam kegiatan sejenis mulai tahun 1957 dan sudah ada 27 lebih kontingen pasukan yang terbentuk hingga sekarang. Pokok pikiran Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memiliki keterkaitan erat dengan nilai-nilai Pancasila, terutama sila pertama (pilihan a). Sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam pokok pikiran Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 ditunjukkan oleh angka 3) dan 4) (pilihan d). Pokok pikiran keempat menekankan pentingnya menggalang persatuan dan kesatuan serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Kegiatan pada gambar yang menunjukkan K penerapan pokok pikiran kedua dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 (pilihan b). Pokok pikiran kedua menekankan pentingnya kemanusiaan yang adil dan beradab. Nilai luhur yang terkandung dalam pokok pikiran ketiga Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah mengembangkan rasa nasionalisme, mengakui adanya prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan menghargai kemajemukan budaya Indonesia (pilihan b). Pokok pikiran ketiga menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa serta menghargai keberagaman budaya dan etnis di Indonesia.