Ketamakan: Sebuah Pelajaran dari Kisah Ayam Berbulu Emas

Di sebuah desa, hiduplah seorang petani bernama Somu. Meskipun hidup dalam keterbatasan, ia memiliki lahan yang cukup untuk menghasilkan uang. Kekayaan sejati yang dimilikinya hanyalah seekor ayam betina yang sayapnya berbulu emas. Somu sangat mencintai binatang itu dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Setiap hari, ayam betina itu menetaskan sebutir telur emas yang sangat berharga. Dengan menjual telur tersebut, Somu bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena keberuntungan yang dimilikinya, Somu segera menikah dengan seorang wanita bernama Charu. Charu, meskipun memiliki wajah cantik, ternyata sangat serakah dan tidak menghargai ayam berbulu emas milik suaminya. Meskipun perlakuan buruk yang diterimanya, ayam tersebut tetap setia menetaskan telur emas setiap hari. Namun, keserakahan mulai merasuki pikiran Charu. Pada suatu hari, Charu mengajukan ide kepada Somu untuk membuka perut ayam tersebut agar bisa mengambil semua telur sekaligus dan menjadi kaya mendadak. Tanpa berpikir panjang, Somu setuju dengan rencana istrinya. Esok paginya, ketika ayam itu menetaskan telur emas lagi, Charu dengan cepat mengambil pisau tajam dan membuka perut ayam tersebut. Namun, apa yang terjadi sungguh mengejutkan. Tidak ada telur emas di dalam perut ayam tersebut. Keserakahan mereka hanya membuat mereka kehilangan kekayaan sejati yang mereka miliki, yaitu kepercayaan dan kesetiaan ayam berbulu emas itu. Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa ketamakan tidak akan pernah membawa kebaikan. Kekayaan sejati bukanlah hanya tentang harta benda, tetapi juga tentang kebaikan hati dan kesetiaan. Mari belajar dari kisah Somu dan Charu, bahwa kesederhanaan dan rasa syukur adalah kunci kebahagiaan sejati dalam hidup.