Ria, Sang Pemimpin Defensor, Menyapa JKT48 **

Pintu teater JKT48 terbuka lebar, membiarkan angin malam menerpa wajah para member yang tengah berlatih. Suasana hening seketika terpecah oleh derap langkah kaki yang tegas. Beberapa sosok berjas hitam dan bertopi fedora memasuki ruangan, wajah mereka tersembunyi di balik kacamata hitam. Di tengah mereka, berdiri tegak seorang gadis dengan aura kepemimpinan yang kuat. Ria, adik dari Shani, Gracia, dan Feni JKT48, telah tiba. Di sampingnya, berdiri Rafel, wakilnya, dengan aura yang tak kalah kuat. Di belakang mereka, barisan anggota Defensor, geng yang dipimpin Ria, berbaris rapi. Jumlah mereka tak terhitung, namun aura mereka terasa begitu kuat, seperti gelombang yang siap menerjang. Para member JKT48 tercengang. Ria, yang selama ini dikenal sebagai adik manis dari para member JKT48, kini tampil dengan aura yang berbeda. Jas hitamnya, kacamata hitamnya, dan tatapan matanya yang tajam, menggambarkan sosok pemimpin yang tangguh. Ria mendekat, dan dengan suara yang tegas, meminta salah satu member untuk memanggil ketiga kakaknya. Tak lama kemudian, Shani, Gracia, dan Feni muncul, wajah mereka dipenuhi rasa heran dan sedikit kekhawatiran. "Kakak," panggil Ria, suaranya terdengar lembut, namun tetap berwibawa. Shani, Gracia, dan Feni langsung berhamburan memeluk Ria. Kehangatan keluarga mereka terasa begitu nyata, meskipun Ria kini telah menjadi pemimpin dari geng yang begitu besar. "Ria, apa yang terjadi?" tanya Shani, suaranya sedikit gemetar. Ria tersenyum, "Aku hanya ingin menyapa kalian. Aku ingin kalian tahu, meskipun aku memimpin Defensor, aku tetaplah adik kalian." Tatapan Ria penuh makna. Ia ingin menunjukkan kepada ketiga kakaknya bahwa ia tetaplah Ria, adik mereka yang penuh kasih sayang, meskipun kini ia telah menjadi pemimpin dari geng yang begitu besar. Emosi dan Wawasan:** Kisah ini mengingatkan kita bahwa meskipun seseorang telah berubah, ikatan keluarga tetaplah yang terkuat. Ria, meskipun kini menjadi pemimpin dari geng yang besar, tetaplah adik yang penuh kasih sayang bagi ketiga kakaknya. Kisah ini juga menunjukkan bahwa perubahan bisa terjadi kapan saja, dan kita harus siap untuk menerima perubahan tersebut dengan lapang dada.