Analisis Putusan Nomor 11/Pdt.G/2015/PN Srp Pengadilan Negeri Semarapur

Pada putusan Nomor 11/Pdt.G/2015/PN Srp, Pengadilan Negeri Semarapura mengadili perkara perdata gugatan antara Ketut Panah Adi Putra sebagai penggugat dan Ni Nengah Landri sebagai tergugat. Dalam putusan ini, pengadilan telah menjatuhkan keputusan yang berdasarkan pada prinsip keadilan dan ketuhanan yang maha esa. Ketut Panah Adi Putra, seorang pria berusia 45 tahun yang beragama Hindu dan bekerja sebagai pekerja swasta, menggugat Ni Nengah Landri, seorang perempuan berusia 53 tahun yang juga beragama Hindu dan bekerja sebagai pedagang. Keduanya tinggal di Banjar Tengah, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Dalam perkara ini, Ketut Panah Adi Putra telah memberikan kuasa kepada advokat/pengacara bernama I Ketut Jaya, SH, sedangkan Ni Nengah Landri telah memberikan kuasa kepada advokat/pengacara bernama Wayan Suniata, SH. Surat kuasa khusus yang diberikan oleh Ketut Panah Adi Putra telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri Semarapura dengan nomor register 10/SK/2015/PN Srp tertanggal 6 Februari 2015. Putusan Nomor 11/Pdt.G/2015/PN Srp ini memiliki 26 halaman dan merupakan hasil dari proses peradilan tingkat pertama dengan Majelis Hakim. Pengadilan Negeri Semarapura telah mempertimbangkan berbagai faktor dan bukti yang diajukan oleh kedua belah pihak sebelum menjatuhkan keputusan. Dalam analisis putusan ini, akan dibahas secara mendalam mengenai alasan-alasan yang melatarbelakangi keputusan pengadilan, argumen yang diajukan oleh masing-masing pihak, serta implikasi dari putusan ini terhadap kedua belah pihak. Analisis ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses peradilan dan pertimbangan hukum yang digunakan dalam kasus ini. Dengan memahami putusan Nomor 11/Pdt.G/2015/PN Srp ini, kita dapat mengambil pelajaran penting tentang keadilan dan ketuhanan yang maha esa dalam sistem peradilan Indonesia.