Makna Pengampunan dalam Narasi Perjamuan Terakhir Lukas 22:14-23

Dalam narasi Perjamuan Terakhir yang dicatat dalam Lukas 22:14-23, Yesus memberikan makna mendalam tentang pengampunan yang melampaui pemahaman manusia biasa. Peristiwa ini menjadi momen sakral di mana Yesus memperkenalkan simbol-simbol baru yang mewakili pengorbanannya dan kasih-Nya yang tak terbatas. Melalui perjamuan ini, Yesus tidak hanya memberikan makan bagi para murid-Nya, tetapi juga menanamkan benih-benih pengampunan yang akan terus bersemi dalam hati mereka dan generasi-generasi berikutnya.

Makna Pengampunan dalam Roti dan Anggur

Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahnya, dan memberikannya kepada murid-Nya dengan berkata, "Ambillah, makanlah; inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagimu." (Lukas 22:19). Roti yang dipecah-pecah melambangkan tubuh Yesus yang akan disalibkan, menjadi korban pengampunan bagi dosa manusia. Melalui tindakan ini, Yesus menunjukkan bahwa pengampunan-Nya tidak terbatas, bahkan sampai pada titik pengorbanan diri-Nya sendiri.

Kemudian, Yesus mengambil cawan anggur, mengucap syukur, dan memberikannya kepada murid-Nya dengan berkata, "Minumlah kamu semuanya dari padanya; karena inilah darah-Ku, darah perjanjian baru, yang dicurahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." (Lukas 22:20). Anggur yang dibagikan melambangkan darah Yesus yang akan dicurahkan di kayu salib, menjadi tanda pengampunan dosa bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.

Pengampunan sebagai Perjanjian Baru

Perjamuan Terakhir menjadi momen penting dalam sejarah keselamatan manusia. Melalui perjamuan ini, Yesus menandakan perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama yang berbasis hukum Taurat. Perjanjian baru ini didasarkan pada kasih dan pengampunan, di mana dosa manusia dihapuskan melalui pengorbanan Yesus di kayu salib.

Yesus dengan jelas menyatakan bahwa darah-Nya adalah "darah perjanjian baru, yang dicurahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." (Lukas 22:20). Perjanjian baru ini tidak lagi berfokus pada aturan dan hukum, tetapi pada kasih dan pengampunan yang diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang yang percaya kepada Yesus.

Pengampunan yang Berkelanjutan

Perjamuan Terakhir tidak hanya menjadi momen historis, tetapi juga menjadi simbol pengampunan yang berkelanjutan. Setiap kali umat Kristiani merayakan Perjamuan Kudus, mereka mengingat pengorbanan Yesus dan menerima pengampunan-Nya.

Melalui roti dan anggur, umat Kristiani diingatkan akan kasih dan pengampunan Yesus yang tak terbatas. Mereka juga diingatkan akan panggilan mereka untuk mengampuni sesama, sebagaimana mereka telah diampuni oleh Yesus.

Kesimpulan

Perjamuan Terakhir dalam Lukas 22:14-23 memberikan makna mendalam tentang pengampunan. Melalui roti dan anggur, Yesus menunjukkan pengorbanan-Nya yang tak terbatas untuk mengampuni dosa manusia. Perjamuan ini menandakan perjanjian baru yang didasarkan pada kasih dan pengampunan, dan menjadi simbol pengampunan yang berkelanjutan bagi umat Kristiani.