Pentingnya Tradisi dalam Gereja: Kesaksian Yohanes 21:24-25

Tradisi adalah bagian integral dari Gereja Katolik yang hidup dan berlangsung sepanjang waktu dengan bantuan Roh Kudus. Dalam Yohanes 21:24-25, Yohanes memberikan kesaksian tentang semua yang Yesus lakukan dan menuliskannya. Namun, ia juga menyadari bahwa jika semua perbuatan Yesus harus dituliskan satu per satu, dunia ini tidak akan cukup untuk memuat semua kitab yang harus ditulis. Dalam Gereja Katolik, tradisi memiliki peran yang sangat penting. Tradisi bukanlah sesuatu yang berbeda dengan Kitab Suci, tetapi erat berhubungan dengannya. Gereja dalam ajaran hidup dan ibadahnya melestarikan dan meneruskan tradisi kepada semua keturunan dirinya. Tradisi adalah ungkapan dari kehadiran hidup yang menghidupkan Gereja dan memberikan kesaksian akan praktik serta kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa. Dalam diskusi tentang Yohanes 21:24-25, ada beberapa pertanyaan yang muncul. Pertanyaan pertama adalah kesimpulan apa yang dapat kita tarik dari kata-kata Yohanes dalam penutup tersebut berkaitan dengan adanya banyaknya tradisi dalam Gereja? Dalam konteks ini, kita dapat menyimpulkan bahwa tradisi adalah bagian yang tak terpisahkan dari Gereja dan penting untuk melestarikan dan meneruskan ajaran hidup serta ibadahnya. Pertanyaan kedua adalah apa arti ungkapan-ungkapan para Bapa Suci yang memberikan kesaksian akan kehadiran tradisi yang menghidupkan? Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan bahwa tradisi adalah sumber kekayaan dan kebijaksanaan Gereja yang terus hidup dan berkembang seiring waktu. Tradisi memberikan landasan bagi praktik dan kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa. Dalam kesimpulannya, Yohanes 21:24-25 dan ungkapan-ungkapan para Bapa Suci memberikan kesaksian akan pentingnya tradisi dalam Gereja. Tradisi adalah warisan hidup yang diteruskan dari generasi ke generasi, dan merupakan landasan bagi praktik dan kehidupan Gereja yang beriman dan berdoa. Dengan memahami dan menghargai tradisi, kita dapat memperkaya iman kita dan terhubung dengan sejarah Gereja yang kaya.