Konflik Interindividu: Penyebab dan Dampakny

Konflik interindividu merupakan salah satu bentuk konflik yang paling erat kaitannya dengan emosi individu. Konflik ini dapat terjadi karena dua penyebab utama, yaitu kelebihan beban (role overloads) dan ketidaksesuaian dalam melaksanakan peran (person-role incompatibilities). Kelebihan beban terjadi ketika seseorang mengalami "beban berlebihan" akibat status atau kedudukan yang dimiliki. Misalnya, seorang manajer yang memiliki tanggung jawab yang terlalu banyak dan tidak mampu mengatasi semua tugasnya dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan stres dan ketidakpuasan dalam pekerjaan, yang pada akhirnya dapat memicu konflik dengan individu lain. Ketidaksesuaian dalam melaksanakan peran terjadi ketika seseorang tidak memiliki kesesuaian yang cukup untuk melaksanakan peran sesuai dengan statusnya. Misalnya, seorang karyawan yang tidak memiliki keterampilan atau pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam tim kerja dan konflik dengan rekan kerja lainnya. Perspektif konflik interindividu mencakup tiga macam situasi alternatif. Pertama, konflik pendekatan-pendekatan terjadi ketika seseorang harus memilih di antara dua alternatif perilaku yang sama-sama menarik. Misalnya, seorang karyawan harus memilih antara mengambil proyek baru yang menarik atau tetap fokus pada proyek yang sedang dikerjakan. Kedua, konflik menghindari-menghindari terjadi ketika seseorang dipaksa untuk memilih antara tujuan-tujuan yang sama-sama tidak menarik dan tidak diinginkan. Misalnya, seorang karyawan harus memilih antara menghadapi konflik dengan atasan atau menghindarinya dengan tidak mengungkapkan pendapatnya. Ketiga, konflik pendekatan-menghindari multipel terjadi ketika seseorang menghadapi kemungkinan pilihan kombinasi dari konflik pendekatan-menghindari. Misalnya, seorang manajer harus memilih antara menghadapi konflik dengan bawahan yang tidak bekerja dengan baik atau menghindarinya dengan tidak memberikan umpan balik yang jelas. Konflik interindividu dapat memiliki dampak yang signifikan pada individu dan organisasi. Dampak negatif meliputi penurunan produktivitas, peningkatan tingkat stres, dan kerusakan hubungan antarindividu. Namun, konflik juga dapat memiliki dampak positif jika dikelola dengan baik, seperti meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam tim kerja. Dalam mengelola konflik interindividu, penting untuk mengadopsi pendekatan yang konstruktif dan berfokus pada solusi. Mediasi antarindividu dan pelatihan keterampilan komunikasi dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan hubungan kerja yang harmonis. Dalam kesimpulan, konflik interindividu merupakan bentuk konflik yang erat kaitannya dengan emosi individu. Kelebihan beban dan ketidaksesuaian dalam melaksanakan peran merupakan penyebab utama konflik ini. Konflik interindividu dapat memiliki dampak negatif pada individu dan organisasi, namun juga dapat memiliki dampak positif jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mengelola konflik dengan pendekatan yang konstruktif dan berfokus pada solusi.