Pengambilan Keputusan dalam Pengelolaan Hutan Mangrove: Analisis Data Jumlah dan Persentase Kegiatan

Pengelolaan hutan mangrove membutuhkan pengambilan keputusan yang bijaksana untuk menjaga keberlanjutan ekosistem. Dalam artikel ini, kami akan menganalisis data jumlah dan persentase kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait pengelolaan hutan mangrove. Data ini akan memberikan wawasan tentang bagaimana keputusan diambil dan bagaimana kegiatan tersebut berkontribusi terhadap pengelolaan hutan mangrove. Pertama, kegiatan pembuatan pembibitan mangrove dilakukan oleh 34 suami, yang merupakan 100% dari total responden. Namun, tidak ada istri, suami & istri, atau anak yang terlibat dalam kegiatan ini. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab pembuatan pembibitan mangrove sepenuhnya ditangani oleh suami. Alasan di balik hal ini mungkin karena kegiatan ini membutuhkan keahlian khusus atau waktu yang lebih fleksibel yang dimiliki oleh suami. Kedua, penanaman bibit mangrove dilakukan oleh 27 suami (79%) dan 7 suami & istri (21%). Tidak ada istri atau anak yang terlibat dalam kegiatan ini. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman bibit mangrove lebih banyak melibatkan suami, tetapi ada beberapa pasangan suami & istri yang juga terlibat. Alasan di balik partisipasi suami mungkin karena kegiatan ini membutuhkan kekuatan fisik yang lebih besar, sementara partisipasi pasangan suami & istri mungkin karena mereka ingin berkontribusi bersama dalam menjaga keberlanjutan hutan mangrove. Ketiga, pengawasan terhadap tanaman mangrove dilakukan oleh 32 suami (94%) dan 2 suami & istri (6%). Tidak ada istri atau anak yang terlibat dalam kegiatan ini. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab pengawasan terhadap tanaman mangrove juga sepenuhnya ditangani oleh suami. Alasan di balik hal ini mungkin karena pengawasan membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang tanaman mangrove dan kebutuhan perawatannya. Keempat, menjaga kebersihan lingkungan mangrove dilakukan oleh 23 suami (68%), 4 istri (12%), dan 7 suami & istri (21%). Tidak ada anak yang terlibat dalam kegiatan ini. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan mangrove melibatkan berbagai pihak, termasuk suami, istri, dan pasangan suami & istri. Alasan di balik partisipasi suami mungkin karena mereka memiliki akses yang lebih mudah ke alat pembersih atau kekuatan fisik yang lebih besar, sementara partisipasi istri dan pasangan suami & istri mungkin karena mereka ingin berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kelima, menangkap ikan dilakukan oleh 24 suami (71%), 4 istri (12%), dan 6 suami & istri (18%). Tidak ada anak yang terlibat dalam kegiatan ini. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab menangkap ikan melibatkan berbagai pihak, termasuk suami, istri, dan pasangan suami & istri. Alasan di balik partisipasi suami mungkin karena mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas dalam menangkap ikan, sementara partisipasi istri dan pasangan suami & istri mungkin karena mereka ingin berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan. Keenam, penjualan ikan dilakukan oleh 24 suami (71%), 4 istri (12%), dan 6 suami & istri (18%). Tidak ada anak yang terlibat dalam kegiatan ini. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab penjualan ikan juga melibatkan berbagai pihak, termasuk suami, istri, dan pasangan suami & istri. Alasan di balik partisipasi suami mungkin karena mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas dalam menjual ikan,