Menghadapi Kemarahan Laut: Kisah Inspiratif Seorang Nelayan

Ketika Laut Marah Pada malam yang gelap dan hujan deras, laut terlihat murka. Gelombang yang tinggi dan angin yang kencang memberikan kesan bahwa alarm sedang berbunyi, menandakan kemarahan laut. Bahkan, bintang-bintang di langit seolah-olah tidak berani menampakkan cahayanya pada laut yang sedang marah. Dampaknya, para nelayan terpaksa menjual emas simpanan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, mereka yang tidak memiliki harta berharga harus mengandalkan bantuan dari orang lain. Namun, di tengah kesulitan tersebut, ada seorang nelayan bernama Pak Yus yang mengadakan pesta di rumahnya. Meskipun tidak ada perayaan khusus, Pak Yus ingin berbagi kebahagiaan dengan tetangga-tetangganya yang kurang beruntung. Ia meminta istrinya untuk memasak nasi dan lauk-pauk dalam jumlah banyak, lalu mengundang anak-anak tetangga yang membutuhkan untuk makan di rumahnya. Dengan cara ini, tangis anak-anak yang kelaparan digantikan dengan senyum kepuasan setelah makan. Hari-hari berlalu, dan pada hari kelima, Ibu Yus memberikan laporan bahwa uang mereka tinggal 20.000. Jika mereka tetap memberikan makanan untuk anak-anak tetangga, uang mereka akan habis. Pak Yus terdiam sejenak, memandang ke arah pantai dan langit yang jauh. Ia tahu bahwa cuaca akan buruk nanti petang. Namun, dengan tekad yang kuat, ia berkata kepada istrinya, "Bu, pergi saja ke pasar dan berbelanja seperti biasa. Anak-anak tetangga harus tetap makan. Jangan khawatir tentang besok." Ibu Yus patuh pada perintah suaminya. Selama ini, Pak Yus selalu mampu mengatasi segala kesulitan. Sementara itu, Pak Yus masuk ke kamar dan berdoa, memohon agar Tuhan memberikan cuaca yang baik nanti petang dan malam. Dengan begitu, para nelayan bisa pergi ke laut untuk menangkap ikan dan memberikan cukup makanan untuk seluruh desa. Dalam kisah ini, kita dapat melihat bagaimana seorang nelayan biasa seperti Pak Yus mampu menghadapi kemarahan laut dengan sikap yang optimis dan penuh kebaikan. Meskipun dalam kesulitan, ia tetap berbagi dengan orang lain dan mempercayakan segala sesuatu kepada Tuhan. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya saling berbagi dan tetap berharap dalam situasi sulit.