Perlu Adanya Revisi Regulasi untuk Transportasi Berbasis Aplikasi Online

Warga di kota-kota besar di Indonesia sedang dihebohkan oleh adanya isu pemberhentian alat transportasi umum berbasis aplikasi online. Ribuan pengendara angkutan darat yang terdiri dari sopir taksi, metromini bajaj, dan angkot berunjuk rasa. Mereka menjelaskan bahwa sejak transportasi online beroperasi, penghasilan mereka menurun drastis. Perlu adanya campurtangan pemerintah untuk mengatasi persoalan ini. Pemerintah tidak cekatan dalam mengatasi persoalan transportasi. Apabila sejak awal pemerintah sigap dalam pengaturan kebijakan, polemik ini mungkin tidak akan terjadi. Terkait Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka, mengategorikan bahwa taksi merupakan jenis angkutan yang termasuk bidang tertutup. Dalam hal ini, transportasi online termasuk ilegal karena yang terdaftar di BKPM hanya aplikasinya saja. Pemerintah dan pejabat berwenang hendaknya duduk bersama untuk mengatur agar transportasi berbasis aplikasi online juga tunduk dengan aturan yang sama bagi angkutan umum konvensional. Di lain sisi, adanya isu pemberhentian alat transportasi berbasis aplikasi online mendapat respon negatif dari masyarakat. Terutama bagi para pelanggan alat transportasi ini. Adanya alat transportasi online sangat membantu kebutuhan mereka. Dibandingkan dengan alat transportasi konvensional, alat transportasi berbasis aplikasi online memang lebih unggul. Keunggulan alat transportasi online adalah adanya kepastian harga jasa layanan. Pelanggan atau penumpang juga lebih aman dan nyaman karena rute perjalanan dapat dilacak. Selain itu, penumpang tidak perlu repot menunggu di pinggir jalan karena sopir akan menjemput penumpang di tempat yang diinginkan penumpang. Untuk itu, pemerintah sebaiknya merevisi kebijakan regulasi alat transportasi berbasis aplikasi online. Alat transportasi berbasis online sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat modern. Tetapi perlu adanya aturan agar keberadaannya tidak meresahkan para pengendara alat transportasi konvensional.