Menyingkap Misteri Kekekalan Massa dalam Pembakaran Kayu dan Sintesis Amoni

Pembakaran kayu menjadi arang dan abu tampak melanggar Hukum Kekekalan Massa karena kita melihat berkurangnya massa secara kasat mata. Kayu yang terbakar menghasilkan arang dan abu yang massanya jauh lebih kecil daripada kayu semula. Namun, Hukum Kekekalan Massa tetap berlaku. Kehilangan massa ini sebenarnya disebabkan oleh lepasnya produk pembakaran berupa gas, terutama karbon dioksida (CO₂) dan uap air (H₂O), ke udara. Gas-gas ini tidak terlihat, sehingga kita merasa massa berkurang. Jika kita bisa mengumpulkan semua produk pembakaran, termasuk gas-gas tersebut, maka total massa produk akan sama dengan massa kayu awal. Jadi, bukan hukumnya yang salah, melainkan pengamatan kita yang tidak lengkap. Pada sintesis amonia, data yang diberikan mendukung Hukum Kekekalan Massa. Reaksi pembentukan amonia dari hidrogen dan nitrogen dapat ditulis sebagai: N₂ + 3H₂ → 2NH₃. Massa hidrogen (5,29 g) dan nitrogen (24,71 g) yang bereaksi berjumlah 30,0 g (5,29 g + 24,71 g). Massa amonia yang terbentuk juga 30,0 g. Kesamaan massa reaktan dan produk ini membuktikan bahwa Hukum Kekekalan Massa berlaku dalam reaksi ini. Persentase unsur dalam amonia juga konsisten dengan perbandingan massa atomik nitrogen dan hidrogen dalam rumus kimia NH₃. Data ini memperkuat pemahaman kita tentang Hukum Kekekalan Massa dan stoikiometri reaksi kimia. Kesimpulannya, perlu ketelitian dan pemahaman yang komprehensif untuk memahami penerapan Hukum Kekekalan Massa, memperhatikan semua produk reaksi, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Pengalaman ini mengajarkan kita pentingnya observasi yang teliti dan analisis data yang akurat dalam memahami fenomena ilmiah.