Pengaruh Rantai Cabang pada Titik Didih Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang memiliki ikatan tunggal antara atom karbon. Titik didih alkana merupakan suhu di mana alkana berubah dari fase cair menjadi fase gas. Titik didih alkana dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah rantai cabang. Rantai cabang pada alkana dapat memengaruhi titik didihnya karena memengaruhi gaya antarmolekul yang terjadi di antara molekul alkana.

Pengaruh Rantai Cabang pada Gaya Antarmolekul

Gaya antarmolekul merupakan gaya tarik-menarik yang terjadi di antara molekul. Gaya antarmolekul yang terjadi di antara molekul alkana adalah gaya Van der Waals. Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik-menarik yang lemah yang terjadi akibat fluktuasi sementara dalam distribusi elektron di sekitar molekul. Semakin besar luas permukaan molekul, semakin kuat gaya Van der Waals yang terjadi.

Rantai cabang pada alkana dapat memengaruhi luas permukaan molekul. Alkana dengan rantai lurus memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan alkana dengan rantai cabang. Hal ini karena alkana dengan rantai lurus dapat saling mendekat dan berinteraksi lebih kuat melalui gaya Van der Waals. Sebaliknya, alkana dengan rantai cabang memiliki luas permukaan yang lebih kecil karena cabang-cabangnya menghalangi molekul untuk saling mendekat. Akibatnya, gaya Van der Waals yang terjadi di antara molekul alkana dengan rantai cabang lebih lemah dibandingkan dengan alkana dengan rantai lurus.

Hubungan Rantai Cabang dengan Titik Didih

Titik didih alkana dipengaruhi oleh kekuatan gaya antarmolekul yang terjadi di antara molekul alkana. Semakin kuat gaya antarmolekul, semakin tinggi titik didihnya. Karena alkana dengan rantai cabang memiliki gaya Van der Waals yang lebih lemah dibandingkan dengan alkana dengan rantai lurus, maka titik didih alkana dengan rantai cabang lebih rendah dibandingkan dengan alkana dengan rantai lurus.

Sebagai contoh, perhatikan titik didih alkana dengan rumus molekul C5H12. Alkana dengan rantai lurus, yaitu pentana, memiliki titik didih 36 °C. Sementara itu, alkana dengan rantai cabang, yaitu isopentana, memiliki titik didih 28 °C. Hal ini menunjukkan bahwa titik didih alkana dengan rantai cabang lebih rendah dibandingkan dengan alkana dengan rantai lurus.

Kesimpulan

Rantai cabang pada alkana dapat memengaruhi titik didihnya. Alkana dengan rantai cabang memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan alkana dengan rantai lurus. Hal ini karena rantai cabang dapat memengaruhi luas permukaan molekul dan kekuatan gaya Van der Waals yang terjadi di antara molekul alkana. Semakin banyak cabang pada alkana, semakin rendah titik didihnya.